Dari Knights Templar Sampai Zionisme Menuhankan Dajjal
“Terdapat hubungan yang demikian erat antara Priory of Sion dengan Knights Templar. Biarawan Sion memanfaatkan Ksatria Templar untuk merebut Yerusalem. Hal itu juga menjadi agenda Freemason. Freemason yang berakar dari Ksatria Templar itu, kini tampil sebagai Zionis Global yang menuhankan Dajjal ”.
Dr. H. Abdul Chair Ramdhan, S.H., M.H.
Pusat Pemikiran Al Fatih
Jakarta, Jumat 23 Agustus 2024
Knights Templar (Ksatria Templar) atau The Crusader diinisiasi oleh Biara Sion (Priory of Sion). Sebagai perkumpulan rahasia (secret society), Biara Sion berkeyakinan bahwa Yesus sebenarnya telah menikah dengan Maria Magdalena dan memiliki keturunan. Oleh karena itu, mereka harus menjaganya. Keberadaan Biara Sion diungkap oleh Dan Brown dalam karyanya “The Da Vinci Code”. Brown berkeyakinan bahwa Biara Sion adalah fakta dan bukan fiksi. Dia mengungkapkan rahasia di balik sejumlah lukisan Da Vinci seperti pada Monalisa, Virgin of Rock, Madonna of the Rocks atau The Last Supper mengarah pada kesimpulan bahwa Yesus telah menikah dengan Maria Magdalena, mempunyai anak bernama Sarah yang kemudian melahirkan keturunan yang menjadi dinasti raja-raja Prancis. Tentu saja hal ini menyerang keimanan Kristiani.
Pada awal pendiriannya Ksatria Templar merupakan bagian dari tentara Kristen dalam Perang Salib menghadapi pihak Islam, namun dalam perkembangannya kelompok ini malah berseberangan dengan Vatikan. Kemudian, pada tahun 1305 Paus Clement V berkolaborasi dengan Raja Philip IV dari Prancis menumpas kelompok yang mencemaskan ini. Semenjak itu, gerakannya dilakukan di bawah tanah. Perkembangan berikutnya muncul sebagai Freemason pada tahun 1717 di Inggris.
Menurut Adnan Oktar, Knight Templar didirikan oleh Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer pada tahun 1118, duapuluh tahun setelah penyerangan Yerusalem oleh pihak Kristen. Dalam buku-bukunya seperti “Global Freemasonry”, “The Knight Tempar”, “The Dark Clan”, atau pun “Those Who Plot Evil Actions: Templars and The Freemasons”, Oktar menggambarkan dengan demikian jelasnya, bahwa Freemason merupakan kelanjutan dari Knight Templar setelah kelompok itu dibubarkan oleh pihak Gereja. Sementara itu, Ksatria Templar adalah juga kelanjutan dari Kabbalah. Kabbalah itu sendiri berasal dari kepercayaan pagan Mesir Tua.
Tidak dapat dipungkiri, Ksatria Templar merupakan legiun pasukan Perang Salib (The Crusader). Dalam pengalamannya pada Perang Salib, mereka sangat takjub pada Salahuddin Al Ayyubi dan pasukannya. Ksatria Templar menyimpan rasa benci, dendam, tetapi juga kagum terhadap kaum muslimin di bawah pimpinan Salahuddin al Ayyubi yang menunjukkan sikap ksatria, tangguh, dan tidak terkalahkan.
Kemudian, Ksatria Templar membangun persepsi, bahwa Rasulullah SAW sebagai dewa kekuatan yang disembah umat Islam. Tentara Templar itu melihat para tentara Islam di bawah Salahuddin al Ayyubi yang membawa panji dan bendera yang berlambangkan bulan bintang, kemudian menyangka bahwa panji-panji itu, beserta Nabi Muhammad SAW merupakan dewa-dewa kemenangan umat Islam. Ksatria Templar lalu menghubungkannya dengan Baphomet. Baphomet yang dihubungkan dan berasal dari Mohamet atau Abufihamet merupakan kesesatan berpikir Ksatria Templar. Padahal, Baphomet sudah lama dikenal. Mempersamakan Baphomet dengan Mohamet tidak benar alias kedustaan yang mereka lancarkan. Hal itu bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Kemudian setelah kembali ke tanah air mereka, dibuatlah rekayasa sesembahan mereka yang baru dengan menciptakan gambaran bapak dewa Muhammad yang disebut “Abu Muhammad”, atau “Abufuhamet” yang kemudian menjadi Baphomet. Baphomet merupakan berhala yang merepresentasikan semangat Setan. Dari sini kemudian menginspirasi Freemason untuk menganut ajaran Setan. Demikian itu dapat dilihat dari berbagai tulisan dan dokumen bahwa Freemason menganut ajaran Setan. Demikian itu terus berkembang sampai saat ini dengan organisasi dan pola pemikirannya yang disebut “pemikir bebas” (freethinker). Jadi, penamaan Freemason yang selama ini kita kenal sebagai “tukang batu bebas” adalah pengelabuan, yang sebenarnya adalah pemikir bebas yang tidak mendasarkan pada ajaran agama.
Anton Szandor La Vey, pendiri Satanic Worship dan pengarang The Satanic Bible menyebutkan bahwa simbol Baphomet dipakai oleh Ksatria Templar untuk mewakili ajaran Setan. Melalui periode waktu yang berabad-abad lamanya, simbol-simbol tersebut ditafsirkan sebagai Dewa Kambing Mendes, Kambing Hitam, Kambing Judas, dan sebagainya.
Kepercayaan mistik Ksatria Templar yang diikuti oleh Freemason menjadikan simbol-simbol Setan sebagai bagian dari ritus mereka. Tata cara dalam ritual, disiplin, serta kerahasiaan Ksatria Templar diadopsi para anggota Freemason modern sampai saat ini. Kepercayaan Freemason merupakan bentuk dari sinkretisme, paganisme yang disesuaikan, juga ajaran yang bertumpu pada kebebasan berpikir universalisme, unitarianisme, sekularisme yang menjadikan manusia benar-benar manusia apabila terbebas dari dogma agama dan tirani kekuasaan. Lambang-lambang keagamaan mereka diselubungkan dengan memakai tanda salib terbalik sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum Kristen yang mempercayai Yesus sebagai Kristus. Bagi mereka, Yesus adalah nabi palsu dan sekaligus memanipulasi keluhuran Kristus yang sebenarnya. Mereka mengakui dirinya sebagai anti-Kristus.
Dalam abad modern ini, mereka mendakwahkan keyakinannya dengan pendekatan yang seolah-olah rasional dan memanfaatkan berbagai sarana komunikasi. Sasaran utamanya para pemuda dan tokoh masyarakat sebagai juru bicaranya. Jargon yang dikampanyekan antara lain adalah universalisme, humanisme, dan unitarianisme. Secara garis besar, patut diketahui bahwa ajarannya tersebut menyelusup ke berbagai pranata kehidupan dengan menanamkan paham yang secara politis dan sosial ingin mengubah pola pikir manusia menjadi makhluk yang bebas dari segala dogma dan tirani.
Oktar menyatakan bahwa kelompok rahasia seperti Illuminati maupun Priory of Sion merupakan penganut agama pagan. Dikatakan juga olehnya, bahwa Freemason berawal dari Ksatria Templar yang menganut Kabbalah yang diturunkan dari tradisi mistik masa kejayaan Mesir Kuno. Kesemuanya mendasarkan ajarannya pada paganisme. Kemudian ajarannya berkembang di Eropa, menjelma menjadi paham materialisme, humanisme (sekuler), dan paham-paham lainnya yang menyangkal keberadaan Tuhan dan pencipataan. Terkait dengan hal, ini paham Darwinisme sebagaimana dapat dibaca dalam bukunya “The Origin of Species” merupakan paham yang menyangkal penciptaan alam semesta oleh Tuhan dan menyatakan bahwa segala makhluk hidup berasal dari sebuah sel yang membelah dengan sendirinya lalu berdasarkan seleksi alam membentuk sejumlah spesies secara evolusi. Ajaran Darwinisme telah menyihir Eropa pada awalnya dan berlanjut menyihir dunia. Lebih lanjut, Freemason demikian lihai memainkan peran mendegradasi ajaran Kristiani yang demikian kental pada abad pertengahan Eropa kemudian digantikan dengan abad pencerahan melalui perkembangan ilmu sains tetapi berpahamkan materialistik.
Freemason berawal dari Ksatria Templar yang menganut Kabbalah terkonfirmasi dari symbol-simbol rahasia yang terdapat dalam mata uang satu dolar Amerika Serikat. Mengenai hal ini dapat dibaca tulisan penulis yang berjudul, “Menyingkap Tabir Gelap Agenda Rahasia Zionis Internasional.” Pada kesempatan ini kembali disampaikan bahwa gambar mata satu (Lucifer) dalam segitiga yang terpisah dengan piramida di bawahnya menujukkan mata Horus yang mengarah kepada kepercayaan Pagan era Mesir Kuno. Ditambah lagi adanya Burung Hantu (Molog) yang merupakan Dewa Pagan Yahudi. Dapat dikatalan bahwa ideologi Freemasonry yang berakar dari Kaballah itu sebenarnya anti-Tuhan.
Freemason mengajarkan bahwa manusia tidak boleh menjadi budak dari paham-paham yang tidak masuk akal dan tanpa bukti empiris. Untuk itu, mereka yakin bahwa manusia unggul (uber mensch), sebagaimana yang dicita-citakan Friedrich W. Nietzsche harus diwujudkan. Manusia lemah yang diperbudak oleh agama harus disingkirkan. Di dunia ini hanya ada satu tipe bangsa yang unggul, yaitu mereka yang mau menerima ajaran Freemason. Sebelumnya, Adam Weishaupt mempunyai visi untuk menggantikan pemerintahan dan kekuasaan Gereja Katolik dengan pemerintahan baru. Weishaupt juga mengadopsi sistem Freemasonry ke dalam Illuminati dalam hal kerahasiaan, penyembunyian, tingkat keanggotaan dan hal-hal lainnya.
Zionis terus berkembang dan melahirkan Zionis internasional yang digagas oleh seorang tokoh penting Yahudi berkebangsaan Austria, Theodor Herzl. Dalam bukunya, “Der Judenstat”, Herzl menggagas konsep yang jelas tentang gerakan politik untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. Bukan hanya itu, namun juga tentang konsep besar kepemimpinan tatanan untuk menguasai dunia dengan mendirikan Negara Israel Raya yang terbentang dari sungai Nil di Mesir sampai sungai Eufrat di Irak. Oleh karenanya ia dinobatkan sebagai “Bapak Zionisme Modern”.
Herzl beberapa kali mencoba bernegosiasi dengan Sultan Abdul Hamid II untuk mendapatkan tanah Yerusalem Palestina. Namun selalu gagal, Sultan dengan tegas menolaknya. Kegagalan itulah yang membuat dirinya dendam terhadap Sultan dan kemudian Herzl merancang berbagai konspirasi untuk meruntuhkan kekuasaan Sultan. Gerakan Zionis tersebut didukung oleh kekuatan Barat.
Selanjutnya digelar Konferensi Zionis Internasional yang pertama kali, pada tanggal 29-31 Agustus 1897 di Bassel Swiss. Agenda pokoknya adalah meruntuhkan kekuasaan Abdul Hamid II yang dianggal sebagai penghalang rencana mereka. Resolusi konferensi itu juga menyebutkan bahwa Zionisme bertujuan untuk “membangun sebuah Tanah Air bagi kaum Yahudi di Palestina yang dilindungi oleh undang-undang”. Makna perlindungan dengan undang-undang menunjuk pada dukungan pihak lainnya, yakni Amerika dan Inggris. Dengan terbentuknya Israel sebagai negara, maka terbentuklah Poros Setiga, yakni Tel Aviv, London dan Washington yang penulis singkat Teldonton.
Hertzl sempat menulis dalam buku hariannya, “kalau saya harus menyimpulkan apa hasil dari kongres Bassel itu dalam satu kalimat pendek, yang sungguh tidak berani saya ungkapkan kepada masyarakat, saya akan berkata di Bassel saya menciptakan Negara Yahudi”.
Konflik diciptakan oleh Zionis untuk menggulingkan Sultan Abdul Hamid II. Di antara konflik yang diciptakan adalah konflik internal dalam Kesultanan Turki guna menyingkirkan Sultan Abdul Hamid II. Mereka mengkampanyekan kebebasan dan demokrasi guna melucuti Sang Sultan. Mereka juga menyebarkan perpecahan dan pembangkangan terhadap Kesultanan Utsmani di kalangan para tentara. Kesemua itu merupakan konspirasi Freemasonry yang menyusup dalam barisan pemuda revolusioner liberal. Mereka menamakan diri sebagai Gerakan Turki Muda (Young Turks Movement). Kemal Attaturk termasuk dalam gerakan ini. Dikemudian hari Kemal Attaturk menjadi agen Zionis yang disusupkan ke dalam militer Turki. Lewat konspirasi inilah, Kekhalifahan Utsmaniyah Turki akhirnya bubar pada tanggal 3 Maret 1924. Kemal Attaturk menjadi penguasa dan menghancurkan seluruh tatanan Islam di Turki dan menggantinya dengan paham sekuler.
Kondisi saat ini menunjukkan Israel melakukan kejahatan kemanusiaan. Putusan International Court of Justice tidak diindahkannya. Zionis tidak saja berkehendak merebut kawasan Baitul Maqdis, namun juga akan menjadikan tanah Palestina sebagai Center of Gravity guna membangun pusat strategis militer. Titik pusat kekuatan dunia itu diyakini sebagai tonggak penguasaan dunia dengan Pemerintahan Tunggal Global oleh Dajjal. Kemunculan Dajjal dinantikan Zionis untuk kemudian dipertuhankannya.
Pusat Pemikiran Al Fatih
Jakarta, Jumat 23 Agustus 2024
Kontributor : Faullana
No Responses