banner 728x90

Vidio “Srawung Santri” Bersama Gus Choirul Anam Dalam Haflah Akhirussanah Pesantren Cokrokertopati

Vidio “Srawung Santri” Bersama Gus Choirul Anam Dalam Haflah Akhirussanah Pesantren Cokrokertopati

Ini penjelasan dari maksud Srawung Santri oleh Gus Choir Anam dalam perayaan atau Haflah Akhirussanah Pondok Pesantren Salafiyah Cokrokertopati, Takeran, Magetan, Jawa Timur ditengah pentas seni wayang kulit, Sabtu, 12 Mei 2018

“Srawung Santri, dimaksudkan sebagai tuntunan memperkenalkan murid atau santri Pesantren Salafiyah Cokrokertopati kepada seni kebudayaan leluhur yang baik seperti halnya wayang kulit sebagai salah satu metode dakwah yang digunankan para wali dalam menyiarkan ajaran agama Islam”.

“Srawung Santri, juga dimaksudkan untuk menyiapkan murid atau santri Pesantren Salafiyah Cokrokertopati yang nantinya kembali terjun ketengah masyarakat sebagai kader generasi muslim yang berilmu beriman, bertakwa dan hubbul wathon atau cinta tanah air Indonesia”

“Srawung Santri bersama Pesantren Salafiyah Cokrokertopati sebagai pesan kepada masyarakat untuk ingat kembali bahwa keberadaan pesantren adalah bagian dari tiang penentu moralitas bangsa. Sehingga pendidikan di pondok pesantren hendaknya menjadi prioritas atau unggulan. Sehingga pesantren bukan lagi menjadi tempat pendidikan alternatif saja ketika terjadi saat para orang tua sudah tidak sanggup mendidik putra putrinya yang mengalami kenakalan baru kemudian dimasukkan ke pondok. ” terang Anam atau lebih akrab dipanggil Gus Aan.

Akhirussanah yang diawali serangkaian kegiatan bakti sosial seperti santunan yatim piatu, donor darah dan pengobatan gratis yang di komplek pesantren Cokro Kertopati dimulai sejak Sabtu, 12 Mei 2018 pukul 08.00 Wib dan dilanjutkan pagelaran wayang kulit oleh dalang Ki Tri Luwih winarto (Pati – Jawa Tengah).

Pagelaran Wayang Kulit yang ditempatkan di Lapangan Takeran, dengan lakon “Wisanggeni Mbangun Gothakan’ menjadi bagian acara puncak Akhirussanah PP. Cokro Kertopati yang merupakan perayaan peringatan sebagai bentuk ditandai selesainya ujian materi baik tulis, lisan maupun praktek oleh para murid atau santri pesantren tersebut.

Dalam sambutanya, KH. Zuhdi Tafsir selain mengajak masyarakat untuk mendidik generasi dengan pendidikan umum dan agama sebagai benteng moralitas bangsa, juga prihatin atas tragedi lapas Mako Brimob Jakarta, keributan antara nara pidana teroris dengan aparat dan mengajak ribuan pengunjung yang hadir untuk turut mendoakan korban yang meninggal dalam insiden beberapa waktu lalu.

KH.Zuhdi juga menyampaikan bahwa Takeran dalam sejarah kepesantrenan erat dengan perjuangan para ulama pendahulu dalam membela agama dan negara, seperti perjuangan dalam menumpas pemberontakan PKI, sehingga santri Cokro Kertopati selain dididik ilmu agama Islam juga ditanamkan cinta tanah air dan anti teroris.

“Mari kita selamatkan generasi yang akan datang dengan mendidik putra putri kita dengan pendidikan ilmu umum dan agama, sehingga tercipta generasi yang memiliki moralitas berbudi luhur dan cinta kepada NKRI.” terang KH. Zuhdi dalam bahasa jawa

Sementara itu Komandan Kodim 0804 Magetan, Letkol Arm Heri Bayu Widiatmoko dalam kesempatan yang sama memberikan apresiasi sebesarnya kepada Pesantren Cokro Kertopati yang selama ini masih gigih melestarikan pengajaran ilmu agama Islam dan menanamkan bela negara sebagai salah satu ekstra pendidikanya.

Dandim 0804 Magetan juga menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kemanan nasional bersinergi masyarakat, ulama dan santri menjaga NKRI sehingga tidak lahir lagi teroris di Indonesia dan berharap tragedi di Lapas Mako Brimob yang terjadi awal pekan Mei 2018 beberapa waktu lalu dengan memakan korban meninggal 5 aparat dan 1 napiter tidak terulang lagi.

“Melalui Haflah Akhirussanah Pesantren Cokro Kertopati ini, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersinergi menjaga keamanan nasional menciptakan keadaan kondusif sehingga tidak lahir lagi teroris – teroris baru di negeri tercinta ini”, Kata Heri Bayu Widiatmoko (Wlan)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan