banner 728x90

Manusia Adalah Individu Yang Bebas Tak Seorang Pun Dapat Membatasi Cita-Citanya

Lilik
Abdi Kusuma Wartawan Mearindo.com
Magetan Mearindo.com – Sembilan
pilar yang siap menjadi penopang untuk mewujudkan cita-cita masyarakat bangsa
ini. Pilar tersebut adalah Sosial dan Budaya, Politik, Ekonomi, Perempuan,
Tanah, Pendidikan, Lingkungan Hidup, Buruh, dan Kerjasama Dunia. Masing-masing
platform tersebut menjadi titik tolak bagi warga bangsa ini dalam berkiprah
didalam masyarakat untuk mewujudkan cita-cita bersama.
Demokrasi menekankan pada
emansipasi individu yang memungkinkan semua lapisan bangsa menjadi warga
masyarakat yang berbudaya dan bersikap adil pada sesama. Upaya ini perlu
dibantu dengan melahirkan suatu system jaringan sosial dimana setiap warga memperoleh
pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang bermartabat.
Edukasi Walidasa berjuang keras
untuk menghapusakan hambatan –hambatan kreatif yang selama ini mengekang daya
intelektual dan budaya masyarakat, sekaligus mebuka pintu selebar-lebarnya bagi
perkembangan kehidupan budaya yang meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan.
Edukasi Walidasa juga mengajak seluruh masyarakat untuk besama-sama
mengembangkan prilaku toleran di dalam keragaman kultur dan saling menghormati
kehidupan beragama umat yang berlainan.
Faham Edukasi Walidasa menyakini
bahwa siapapun di negeri ini wajib dan harus menghormati dan melindungi hak-hak
individualnya dan sekaligus melaksanakan kewajiban menuntut pendidikan secara
bebas. Untuk menciptakan masyarakat yang terbuka, bebas dari rasa takut
penindasan, penghilang paksaan dan kekerasan.
Edukasi Walidasa menyakini bahwa
lembaga-lembaga perwakilan rakyat harus diberdayakan untuk mengontrol kekuasaan
Pemerintahan, tanpa melemahkan wibawa pemerintah. Lembaga eksekutif, legislatif
dan yudikatif musti di bedakan secara tegas untuk memelihara terus menerus
proses bakukontrol atau saling control diantara lembaga-lembaga itu. Edukasi
Walidasa mendorong dibentuknya lembaga legislative yang seluruh anggotanya
dipilih secara langsung oleh rakyat.
Edukasi Walidasa mengasih
pembelajaran dan menegaskan perlunya pemilihan kepala Negara secara langsung
oleh rakyat dalam suatu pemilu yang jujur dan adil. Untuk mencerminkan suara
keadilan rakyat, karena suatu proses pemilihan yang mengikut sertakan rakyat
untuk memilih. Tanpa mengalami distorsi berbagai kepentingan, yang
menggambarkan aspirasi berada di tangan rakyat. Karena setiap pejabat Negara
mempunyai pertanggungan jawab yang terbuka dalam pengolahan Negara.
Seluruh pejabat yang dipusat dan
di daerah harus dipilih dan diangkat berdasarkan profesionalisme tanpa melalui
proses kolusi. Mereka harus sadar bahwa pejabat Negara adalah pelayan rakyat.
Setiap pejabat harus mampu menjalankan mesin birokrasi untuk melayani seluruh
kepentingan masyarakat.
Pejabat juga harus siap
diperiksa kekayaaannya dan diumumkan kepada masyarakat , sebagai salah satu
persyaratan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Keterbukaan
dalam nenjalankan roda kepemerintahan akan meminimalkan bahkan menghentikan pejabat
dari tindakan penyelewengan kekuasaan. jabatan yang diamanatkan pada pundak
pejabat wajib dijalankan sesuai dengan sumpah jabatan. Bila pejabat terbukti
menyelewengkan kekuasaan yang merugikan Negara dan rakyat, harus ditindak
secara hukum tanpa diskriminasi. Aparat maupun rakyat berkedudukan samadi depan
hukum.
Edukasi Walidasa tidak hanya
menyakini perlunya kebebasan berbicara dan berorganisasi bagi warga Negara ,
tetapi juga mendorong perlunya kesadaran public dan pemerintah akan perlunya
menyimak dan mendengarkan suara pihak-pihak lain. Siapapun diberi kebebasan
untuk meluruskan setiap persoalan , bila dianggap telah jauh dari cita-cita
bersama. Adalah hak setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam segala
hal dan memperjuangkannya melalui sarana-sarana yang telah tersedia. 
Edukasi Walidasa tidak hanya
mendukung kebebasan press, sebagai wujud kemerdekaan menyampaikan pendapat dan
ekspresi, tetapi juga mendorong masyarakat secara aktif ikut mengawasi
kebebasan press. Pemerintah tidak perlu mengontrol arus informasi dalam bentuk
apapun. Peran pemerintah lebih pada peningkatan sumber-sumber informasi dan SDM
untuk menghadapi arus globalisasi dunia.
Edukasi Walidasa mengajak semua
lapisan masyarat untuk turut serta membangun pranata politik dan hukum yang
demokratis agar sistem perekonomian pasar yang kuat dan dapat berjalan.
Strategi pembangunan berkelanjutan bersandar pada perekonomian pasar sehingga
menjadi reponsif. Pembangunan perekonomian harus menjamin tersedianya
kesempatan kerja , peningkatan produktivitas dan naiknya kesejahteraan
masyarakat. Hal ini pun harus bisa memberi peluang yang sama dalam melakukan
aktivitas ekonomi, tanpa diskriminasi dan prasangka perbedaan etnik, ras, dan
agama. Keadailan sosial merupakan tujuan Walidasa akan tercapai melalui
pertumbuhan ekonomi yang merata, dinamis, dan efisien.
Seluruh kegiatan ekonomi
dibiarkan tumbuh dengan sendirinya dan hidup dalam mekanisme pasar yang sehat
melalui undang-undang persaingan usaha yang sehat, yang mengharamkan prihal
monopoli. Pemberdayaan usaha kecil dan koperasi tetap menjadi prioritas dalam
menyimbangkan struktur pelaku ekonomi nasional, yang terdiri dari Swasta ,
BUMN, dan Koperasi. 
Unsure Swasta tidak hanya diwakili oleh segelintir
konglomerat, tapi juga dijalankan oleh pengusaha kelas menengah dan kecil,
Koperasi harus sejajar dengan Swasta, bahkan perusahaan yang bersifat
multinasional. Koperasi harus dipersiapkan untuk bertarung di pasal global dan
sebagai salah satu pelaku ekonomi penyambung devisa. Koperasi juga harus
dibebaskan dari kepentingan politik pemerintah serta lepas dari
hambatan-hambatan birokrasi. Koperasi bukan lagi menjadi alat propaganda untuk
kepentingan politik praktis sesaat, tapi dipersiapkan sebagai badan usaha untuk
kepentingan anggota dan masyarakat disekitar letak koperasi tersebut.
Pusat bisnis dan produksi
tersebar di berbagai kota , sebagai bagian dari konsep pemerataan ekonomi,
terpusatnya suatu kekuatan ekonomi pada satu wilayah, membuat wilayah-wilayah
lain tertinggal dalam menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut. Walidasa menyadari
bahwa otonomi daerah sangat tergantung pada keragaman potensi dan karakteristik
daerah. Daerah itu sendiri yang dapat menggali dan mencari solusi kalau ada
masalah-masalah dengan demikian masyarakat bersama pemerintah setempatlah yang
memajukan untuk menjadi lebih kuat dan efektif.
Walidasa yakin pertumbuhan
ekonomi yang dinamis akan tercipta berkat sumber daya alam dan manusia
menggerakan mesin ekonomi dan memiliki ketergantungan pada pihak asing.
Kemandirian ekonomi harus menjadi identitas masyarakat dalam membangun strategi
perdagangan global. Aliran inventasi dan tehnologi diupayakan memperkuat system
ekonomi, politik, dan hukum, sehingga seluruh pengusaha dan prodak mampu
bersaing secara global.
Oleh Wartawan Mearindo.com Lilik Abdi Kusuma
banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan