Limbah Pabrik Kayu Di Sukomoro Magetan Cemari Lingkungan
Pembuangan Hasil
Limbah Pabrik Kayu CV. Timur Raya Albasia Kentangan Sukomoro
Limbah Pabrik Kayu CV. Timur Raya Albasia Kentangan Sukomoro
Magetan Mearindo.com – Salah Satu
Warga Desa Kentangan, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan Mbah Sukirno menyikapi keberadaan Pabrik Kayu
CV. Timur Raya Albasia yang terletak di Jalan Raya Kentangan – Sukomoro
Magetan.
Warga Desa Kentangan, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan Mbah Sukirno menyikapi keberadaan Pabrik Kayu
CV. Timur Raya Albasia yang terletak di Jalan Raya Kentangan – Sukomoro
Magetan.
“Selama berdirinya Pabrik Kayu
tersebut kami warga Sukomoro tersebut merasa senang karena masyarakat bisa
bekerja di pabrik tersebut tapi lama kelamaan dengan perkembangan waktu dan
semangkin banyaknya permintaan dari luar kota menbuat limabahnya semangkin
banyak dan pada masuk ke kali karena letak pabrik berdekatan dengan kali serta
pipa cerobong kurang tinggi,” ucap Mbah Sukirno kepada Mearindo.com,
(16/1/2017)
tersebut kami warga Sukomoro tersebut merasa senang karena masyarakat bisa
bekerja di pabrik tersebut tapi lama kelamaan dengan perkembangan waktu dan
semangkin banyaknya permintaan dari luar kota menbuat limabahnya semangkin
banyak dan pada masuk ke kali karena letak pabrik berdekatan dengan kali serta
pipa cerobong kurang tinggi,” ucap Mbah Sukirno kepada Mearindo.com,
(16/1/2017)
Lanjut Mbah Sukirno lama kelamaan
bisa mengakibatkan muncul penyakit itu karena adanya limbah asap dari pabrik
Kayu yang ada di desa setempat.
bisa mengakibatkan muncul penyakit itu karena adanya limbah asap dari pabrik
Kayu yang ada di desa setempat.
Pasalnya, selain mengeluarkan asap,
cerobong pabrik pengolahan kayu tersebut juga mengelaurkan debu yang menghujani
pemukiman warga. Nah, debu itulah yang ditakukan nantinya bisa sebagai pemicu
datangnya penyakit gatal dan sesak nafas.
cerobong pabrik pengolahan kayu tersebut juga mengelaurkan debu yang menghujani
pemukiman warga. Nah, debu itulah yang ditakukan nantinya bisa sebagai pemicu
datangnya penyakit gatal dan sesak nafas.
“Kami berharap pihak manajemen
pabrik menaggapi keluhan kami. Minimal ada perbaikan pengolahan limbah.
Sehingga kampung kami tak dihujani debu lewat cerobong asap,” kata Mbah
Sukirno.
pabrik menaggapi keluhan kami. Minimal ada perbaikan pengolahan limbah.
Sehingga kampung kami tak dihujani debu lewat cerobong asap,” kata Mbah
Sukirno.
Mbah Sukirno mengatakan, antara
pabrik kayu dengan rumahnya berjarak agak jauh. Tapi kalau musim kemarau debu
dan arang lembut yang muncul dari cerobong asap tidak pernah absen dari rumahnya.
Karena itu pula, Mbah Sukirno kadang mengalami gatal-gatal dan sesak nafas.
pabrik kayu dengan rumahnya berjarak agak jauh. Tapi kalau musim kemarau debu
dan arang lembut yang muncul dari cerobong asap tidak pernah absen dari rumahnya.
Karena itu pula, Mbah Sukirno kadang mengalami gatal-gatal dan sesak nafas.
“Asapnya hitam pekat. Bercampur debu dan arang. Kami tidak berani
mengadukan permasalahan ini ke desa karena banyak warga yang bekerja di situ
setidaknya pengusaha pabrik tersebut meninggikan cerobong asap dan limbah kayu
jangan sampai masuk kedalam sungai karena sungai itu merupakan irigasi desa
kami.
Saat media Online Mearindo.com
mendatangi Pabrik Kayu CV. Timur Raya Albasia ketepatan pemilik Pabrik Yudi tidak
ada ditempat akhirnya di temui Manager Pabrik Reza mengatakan memang kami
selalu berbenah untuk yang terbaik buat lingkungan dan untuk cerobong nanti
akan kami bicarakan kepada pemilik pabrik ucapnya. (lak)
mendatangi Pabrik Kayu CV. Timur Raya Albasia ketepatan pemilik Pabrik Yudi tidak
ada ditempat akhirnya di temui Manager Pabrik Reza mengatakan memang kami
selalu berbenah untuk yang terbaik buat lingkungan dan untuk cerobong nanti
akan kami bicarakan kepada pemilik pabrik ucapnya. (lak)
No Responses