banner 728x90

Prihatin Lahan Tandus, Agoeng Nganjuk Sukseskan Petani Dengan Porang

Nganjuk – Mearindo. Prihatin melihat
hamparan lahan luas yang tak produktif karena jenis tanah dan usur kekurangan
air, Agung Prasetyo warga Nganjuk kelahiran 1974 ini tergugah hatinya dan
bertekad untuk mencari inisiatif agar lahan yang tidak produktif ditanami padi
itu bisa menghasilkan nilai rupiah untuk para petani pemilik lahan.
Kegigihan Agung pemilik akun Facebook Agoeng Prasetyo (https://www.facebook.com/agoeng.prasetyo.102?ref=ts&fref=ts) yang berlamatkan Desa Balonggebang Rt.004 Rw.002 Kecamatan
Gondang, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
ini yang gemar mencoba berbagai
tanaman diterapkan mulai tanaman polo pendem, sengon, ketela dan sebagainya. Namun
menurutnya perhitungan hasil dan masa waktu tanam dinilai kurang meguntungkan
petani.
Hingga akhirnya pada suatu ketika ia
berkenalan dengan orang kewarganegaraan Cina dan bercerita tentang bahan baku
kesehatan herbal yang bahanya hanya ada diIndonesia yakni Porang. Singkat
cerita Agung diajak kerja sama untuk mencari bahan porang dan sekaligus
pengiriman ke luar negeri.
Menurut Agung, Tanaman porang (Amarphopallus
oncophilus)
adalah tanaman daerah tropis yang termasuk family iles-iles,
juga merupakan family bunga bangkai yang terkenal itu. Tanaman ini mempunyai
umbi yang kandungan Glucomanan-nya cukup tinggi.
Agung menambahkan, tanaman porang
merupakan tumbuhan herbal dan menahun. Batang tegak, lunak, batang halus
berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Batang tunggal
memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi
tangkai daun. 
Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil / katak berwarna
coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman porang. Tinggi
tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.

Di Indonesia tanaman Porang dikenal dengan banyak nama tergantung pada daerah
asalnya. Misalnya disebut acung atau acoan oray (Sunda), Kajrong (Nganjuk) dll.
Banyak jenis tanaman yang sangat mirip dengan porang yaitu diantaranya: Suweg (Amorphophallus
campanulatus)
, Iles-iles dan Walur.

Agung mendapatkan porang dari petani-petani
yang tersebar dibeberapa Kabuoaten sekitar Nganjuk, seperti Ponorogo – Madiun –
Pacitan – Trenggalek – Ngawi – Bojonegoro dan terkadang tak tanggung – tanggung
ia mencari porang hingga luar propinsi. Upayanya ini ternyata dirasakan sangat
membantu petani yang memiliki lahan tandus. Seperti yang diungkap Sutikno warga
Ngawi ini mengaku sangat dibantu karena ada orang yang mau membeli porangnya
dengan harga tinggi.
“Lahan kami ini tidak bisa ditanami
padi / tebu atau jagung mas, jadi ya dulu iseng iseng ada tumbuhan liar porang
itu kemudian kami rawat. Dan dapat kabar dari teman ada yang jual porang ke Mas
Agung. Berkat mas Agung ladang kami jadi ada hasilnya. Ungkap bahagia Sutik
Mengenai sekilas tentang budidaya
Porang, dihadapan para petani binaanya Agung mengulas porang sebagaimana berikut:
 Syarat
Tumbuh
 
Tanaman porang pada umumnya dapat
tumbuh pada jenis tanah apa saja, namun demikian agar usaha budidaya tanaman
porang dapat berhasil dengan baik perlu diketahui hal-hal yang merupakan
syarat-syarat tumbuh tanaman porang, terutama yang menyangkut iklim dan keadaan
tanahnya.
 

1. Keadaan Iklim 
Tanaman porang mempunyai sifat khusus
yaitu mempunyai toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh
(tahan tempat teduh). Tanaman porang membutuhkan cahaya maksimum hanya sampai
40%. Tanaman porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 700 M dpl. Namun yang
paling bagus pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 – 600 M dpl.

2. Keadaan Tanah 
Untuk hasil yang baik, tanaman porang
menghendaki tanah yang gembur/subur serta tidak becek (tergenang air). Derajat
keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6 – 7 serta pada kondisi jenis tanah
apa saja. 

3. Kondisi Lingkungan 

Naungan yang ideal untuk tanaman porang
adalah jenis jati, mahoni sono, dan lain-lain, yang pokok ada naungan serta
terhindar dari kebakaran. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga
semakin rapat semakin baik.

Manfaat Porang

Manfaat tanaman porang banyak sekali
terutama untuk industri dan kesehatan, hal ini terutama karena kandungan zat
glucomanan yang ada di dalamnya. Adapun manfaat umbi porang adalah sebagai
bahan lem atau perekat dan sebagai bahan makanan.

Umbi porang bisa dibuat chips, chip
setelah dimurnikan jadi tepung dibuat beraneka makanan, antara lain mie, tahu
dan beras tiruan rendah kalori. Manfaat lain porang antara lain dipakai sebagai
perekat atau lem, campuran bahan baku industri, bahan dasar industri perfilman,
hingga diolah menjadi minuman penyegar tubuh.
Perkembangbiakan
Porang
Perkembangbiakan
tanaman porang dapat dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif. Secara
umum perkembangbiakan tanaman porang dapat dilakukan melalui berbagai cara
yaitu antara lain:
   1.   Perkembangbiakan dengan Katak
Dalam 1 kg Katak berisi sekitar 100 butir katak. Katak
ini pada masa panen dikumpulkan kemudian disimpan sehingga bila memasuki musim
hujan bisa langsung ditanam pada lahan yang telah disiapkan. Pada setiap
pertemuan batang porang akan tumbuh bintil berwarna coklat kehitam-hitaman
sebagai alat perkembangbiakan tanaman porang, inilah yang disebut katak.
2.    
Perkembangbiakan dengan Biji/Buah
Tanaman porang pada setiap kurun waktu empat tahun
akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam satu
tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan
sebagai bibit Porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.
3.   Perkembangbiakan dengan Umbi
Dengan umbi yang kecil, ini
diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga
perlu untuk dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai bibit.
Dengan umbi yang besar, ini
dilakukan dengan cara umbi yang besar tersebut dipecah-pecah sesuai dengan
selera selanjutnya ditanam pada lahan yang telah di siapkan.
Agung
Prasetyo yang masih bujangan ini menekuni bisnis Porang dengan dibantu
karyawanya sejumlah 30 orang dengan 2 Gudang yang berada di Kabupaten Nganjuk
dan Gresik. Ia berharap membuka peluang yang selebarnya bagi petani yang
memiliki tumbuhan Porang untuk bermitra denganya dan membantu pemasaran hingga
sistem penanaman kembali dan menghasilkan tanaman yang berkualitas ekspor
tinggi.
Menurut Agung untuk Harga per Kilo Basah dan Kering bisa nego langsung sesuai jumlah dan lokasi pengambilan. (Setyo Budi)
banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan