banner 728x90

Hasanah Islam “Cinta Halal”

Oleh: Arum Kusvita (TIM MLJ Tarun
Muslim)
Cinta
adalah hal yang fitrah jangan pernah nodai cinta dengan aktifitas yang tidak
direstui oleh-Nya. Zaman modern kita tahu semua kenal dengan satu kegiatan yang
dilakukan sudah menjadi budaya untuk mencinta yakni Pacaran.  Dalam
perbuatan pacaran biasanya terjadi banyak hal yang terlarang, dan kadang ini
yang (pasti) terjadi dalam pacaran. Seperti misalnya, lamunan-lamunan tidak
syar’i, pengaruh terhadap hati (niat) dan motivasi, menyatakan rasa cinta,
sentuhan-sentuhan, membuat orang bersikap tidak apa adanya (baik lisan,
penampilan dan perbuatan lainnya), berkhalwat (berdua-duaan), boncengan,
nge-date, kencan, nonton bareng dan lainnya yang terlalu vulgar untuk
dituliskan.
Pacar
bukanlah jalan mencari pasangan (suami atau isteri) terbaik. Pacaran hanya akan
mendapatkan ‘pacar terbaik’. Saat pacaran hanya akan terlihat indah, karena
baik laki-laki maupun perempuan (hanya) akan memperlihatkan hal-hal yang indah
saja. Sehingga, bagi yang berlanjut ke pernikahan, hal-hal ‘indah’ tersebut
sudah bukan lagi hal yang istimewa atau kejutan penuh berkah. Bersebab, sudah
dirasakan terlebih dahulu dalam ikatan yang salah. Laksana ‘mencicipi’
bumbu-bumbu yang sayurnya justru belum di masak.
Cinta
yang benar (sehat) tidaklah menuntut apa-apa, jika belum ada ikrar halal
atasnya. Cinta hanya dibuktikan dengan menghalalkannya atau mengikhlaskannya.
Maksudnya adalah halal dalam pernikahan suci karenaNYA, atau ikhlas guna fokus
dalam menyiapkan dan memantaskan diri dengan kedekatan penuh kepadaNYA.
Cinta
terlarang, dalam hal ini pacaran dan segala artibut-artibutnya bisa saja
menjadi salah satu pintu dosa. Hati yang tak lagi khusyu’ karena selalu
mengingat kekasih. Mata yang mencuri pandang ataupun saling menatap. Tangan dan
kulit yang menyentuh. Niat dan motivasi yang kadang terlenakan. Sangat halus,
dan syatan bermain sangat halus.
Ingatlah
sebuah kisah, dimana ada seorang ahli ibadah dalam keadaan buta. Setiap hari ia
datangi masjid dengan dituntun seseorang. Namun, suatu ketika si ‘penuntun’ itu
meninggal dunia.
Karena
kuatnya dorongan untuk kian dekat denganNYA. Si buta akhirnya pergi ke masjid
sendiri tanpa di tuntun. Dan terjatuhlah si buta di tengah perjalanan, luka
berdarah mukanya.
Lalu,
suatu saat datanglah ‘penuntun’ baru si buta untuk mengantarkan pergi ke
masjid. Si buta terus di antarkan ke masjid setiap harinya. Akan tetapi, si
buta merasa ada yang berbeda dengan ‘penuntun’ sebelumnya. Ada apa gerangan.
Ditanyalah
oleh si buta kepada ‘penuntun’ baru ini. ‘Penuntun’ baru pun hanya terdiam. Si
buta kembali bertanya, dan ‘penuntun’ diam. Si buta terus  bertanya kepada
si ‘penuntun’ baru. Siapa gerangan dikau? Akhirnya ‘penuntun’ baru berterus
terang. Dia adalah iblis.
Luar
biasa. Iblis membantu mengantarkan ke masjid hamba ahli ibadah? Ya, karena
ternyata iblis mendengar ketika ahli ibadah yang buta ini terjatuh dan luka.
Setengah dosa dari ahli ibadah ini terampuni oleh Allah ta’ala.
Iblis
tidak mau ketika ahli ibadah yang buta ini terjatuh lagi dan diampuni semua
dosanya. Artinya sebegitu ‘serius’ perjuangan syaitan membuat manusia jauh
dariNYA dan dekat dengannya.
Ingat
! Pacaran hanya akan membuat seseorang jauh dariNYA. Pacaran hanya akan membuat
seseorang dekat dengan si dia. Fikiran, lamunan, aktivitas dan lainnya tercurah
hanya untuk si dia. Dan itu yang diingini syaitan. Dan sesiapa yang masuk
perangkap syaitan, dan jauh dariNYA. Maka, sejatinya ia adalah “teman”
syaitan itu sendiri. Bertaubatlah.
Namanya
pacaran, ia akan sering berdua-dua an. Inilah khalwat (berdua-duaan) atau
mojok. Baik di tempat ramai atau di tempat sepi. Karena khalwat adalah ketika
dua orang lawan jenis berdua-dua an dan tidak mau jika ada orang ketiga datang.
Terganggu dan risih jika ada yang datang, walaupun hanya ditampakkan dalam
hati.
Sekecil
apapun pelanggaran, maka itu adalah pintu dosa. Dan bahkan boleh jadi dosa
terbesar kita adalah menganggap kecil pelanggaran-pelanggaran itu.
Rasa
cinta adalah fitrah, dan menuntut jalan yang suci dalam mengekspresikannya.
Jangan sampai menjurus kepada perangkap-perangkap syaitan. Karena sesungguhnya
itu bukanlah cinta, namun nafsu belaka. Jangan sampai pula, karena salah dalam
menampakan rasa cinta, justru menjadi tandingan terhadap cinta kepada Allah
ta’ala. Na’udzubillahi min dzalik.
“Dan
katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga (sebagian)
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi
mereka. Sungguh  Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(TQS. An-Nuur: 30)
“Dan
katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga (sebagian)
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, ………………….. ” (TQS.
An-Nuur: 30)
“Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh kalian.
Karena sesungguhnya syaithan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala.” (TQS. Fathir: 06)
“Syaitan
itu memberikan janji-janji pada mereka, dan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka, padahal tiadalah syaitan itu menjanjikan kepada mereka selain
tipuan belaka.” (TQS. An-Nisaa’: 120)
“Dan
di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain
Allah ta’ala. Mereka mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah ta’ala.
Padahal, orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah ta’ala
………… .”(TQS. Al-Baqarah: 165)
“Telah
tertulis atas anak Adam nasibnya dari zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak
bisa tidak. Maka kedua mata, zinanya adalah dengan memandang. Kedua telinga,
zinanya berupa menyimakdengarkan. Lisan, zinanya berkata. Tangan, zinanya
menyentuh. Kaki, zinanya berjalan. Dan zinanya hati adalah ingin dan
angan-angan. Maka akan dibenarkan hal ini oleh kemaluan, atau
didustakannya.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)
“Janganlah
seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita bukan mahramnya, dan
janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
“Dari
Jabir ibn ‘Abdillah, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang
pandangan yang tiba-tiba. Beliau bersabda: Palingkan segera pandanganmu!”
(HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
“Pandangan
adalah anak panah beracun dari anak panah iblis. Siapapun yang menghindarkannya
karena takut kepada Allah, Allah akan mengaruniakan keimanan, yang ia temui
rasa manisnya di dalam hati.” (HR. Al-Hakim)
 
Beliau
bersabda, Dari Ibnu Umar bin Al-Khaththab rahimahullah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,“Tidaklah
seorang pria yang berduaan dengan seorang wanita, kecuali yang ketiganya adalah
syaitan.” (HR. Imam
At-Tirmidzi)
Posted
by Alfian Tanjung

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan