Hasanah Islam “Mimbar Dakwah, Dulu Dan Kini”
Dahulu… Mimbar dakwah adalah tempat yang sangat terhormat.
Ia hanya boleh diisi oleh orang-orang yang berilmu.
Ia hanya boleh diisi oleh orang-orang yang berilmu.
Diatasnya curahan ilmu dan hikmah mengucur deras ke hati
para pendengar.
para pendengar.
Adab yang keluar dari seorang ulama/da’i menjadi daya tarik
tersendiri bagi para jamaah.
tersendiri bagi para jamaah.
Sehingga mereka yang datang tidak hanya pulang membawa
ilmu, tapi juga pancaran adab sang guru.
ilmu, tapi juga pancaran adab sang guru.
Contoh nyatanya adalah majelis Imam Ahmad.
Diantara puluhan ribu jamaah yang hadir, hanya 500 orang
yang menulis, sisanya memperhatikan bagaimana adab seorang Imam Ahmad.
yang menulis, sisanya memperhatikan bagaimana adab seorang Imam Ahmad.
Adapun saat ini….?
Sebagian mimbar dakwah berubah menjadi panggung hiburan.
Lebih banyak diisi oleh para pelawak berbaju Ustadz. Sedikit ilmu, kering adab.
Lebih banyak diisi oleh para pelawak berbaju Ustadz. Sedikit ilmu, kering adab.
Hasilnya adalah banjir idola dan miskin teladan.
Jamaah yang semestinya pulang membawa ilmu, justru kembali
dengan hati yang keras.
dengan hati yang keras.
Kita tidak mengatakan bahwa canda dan gurauan itu haram bagi
seorang da’i.
seorang da’i.
Tapi ia ibarat garam bagi makanan, bila berlebihan maka akan
merusaknya.
merusaknya.
Kecuali canda dan gurauan yang bercampur dusta. Hukumnya haram untuk
selama-lamanya.
______________
Oleh:
Paibo Rusdi H. N. (TIM MLJ Taruna Muslim)
selama-lamanya.
______________
Oleh:
Paibo Rusdi H. N. (TIM MLJ Taruna Muslim)
No Responses