Tragis, Nenek Miskin Jalani Sisa Hidup Jadi Tulang Punggung Ketiga Adiknya yang Sakit Jiwa
Mearindo Madiun – Mbok Sirah nenek renta usia 61 tahun, warga Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten
Madiun, Jawa Timur ini terpaksa menjalani sisa usianya dengan perbanyak hutang guna menanggung beban hidup ketiga saudara kandungnya yang mengidap penyakit gangguan jiwa. 02/03/15
Madiun, Jawa Timur ini terpaksa menjalani sisa usianya dengan perbanyak hutang guna menanggung beban hidup ketiga saudara kandungnya yang mengidap penyakit gangguan jiwa. 02/03/15
Perempuan tua ini terpaksa harus mencari uang sendiri setelah ditinggal mati suaminya beberapa tahun lalu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan merawat saudaranya yang dipasung dan dirantai.
Kepada media, Mbok Sirah menuturkan ketiga adiknya sengaja dipasung lantaran sering membuat onar dan membuat takut warga sekitar.
“adik adik suka mengamuk dan mengejar orang kalau dilepas rantainya” tutur Sirah
Sirah juga mengatakan ketiga adiknya
mengalami gangguan kejiwaan bergiliran. Menurutnya, Rusdi mengalami
gangguan kejiwaan usai bekerja sebagai buruh jaga rumah tetangga dan
memberi makan ternak majikannya. Sedangkan kedua adiknya lainnya,
Satun dan Simah sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak sekitar 15 tahun
lalu. Yakni paska kedua adiknya itu bekerja sebagai Pembantu Rumah
Tangga (PRT) di Kuala Tungkal kepulauan Riau.
mengalami gangguan kejiwaan bergiliran. Menurutnya, Rusdi mengalami
gangguan kejiwaan usai bekerja sebagai buruh jaga rumah tetangga dan
memberi makan ternak majikannya. Sedangkan kedua adiknya lainnya,
Satun dan Simah sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak sekitar 15 tahun
lalu. Yakni paska kedua adiknya itu bekerja sebagai Pembantu Rumah
Tangga (PRT) di Kuala Tungkal kepulauan Riau.
Kedua adik perempuannya itu
sama-sama tak memiliki suami. Namun demikian, kata Mbok Sirah, hanya
Satun yang pernah menikah. “Tetapi, sejak pulang dan sakit itu akhirnya
Satun pun menjanda,” ungkapnya.
sama-sama tak memiliki suami. Namun demikian, kata Mbok Sirah, hanya
Satun yang pernah menikah. “Tetapi, sejak pulang dan sakit itu akhirnya
Satun pun menjanda,” ungkapnya.
Sementara saat ditanya bantuan dari
pemerintah pusat maupun daerah, Mbok Sirah mengaku selama ini hanya
dapat uang kompensasi kenaikan BBM, Rp 400.000 tapi cuma
sekali. Sedangkan yang rutin adalah beras untuk rakyat miskin (raskin)
yang dibelinya Rp 50.000 per bulan.
pemerintah pusat maupun daerah, Mbok Sirah mengaku selama ini hanya
dapat uang kompensasi kenaikan BBM, Rp 400.000 tapi cuma
sekali. Sedangkan yang rutin adalah beras untuk rakyat miskin (raskin)
yang dibelinya Rp 50.000 per bulan.
“Kalau kurang ya dicampur sayuran,
mencari di sawah atau pemberian orang” keluhnya.
mencari di sawah atau pemberian orang” keluhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun ketika dikonfirmasi terkait kondisi warga Madiun belum memberikan komentar dan tanggapan. Disisi lain Bambang salah satu tetangga Sirah berharap adanya perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten untuk menanggung beban hidup satu keluarga tersebut. (Bamb)
No Responses