PMII Magetan Kembangkan Sayap Adakan Penggemblengan Anggota Baru
Mearindo Magetan – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau disingkat PMII Kabupaten Magetan mengembangkan sayap dengan mengadakan diklat rekrutmen anggota baru. Penerimaan anggota baru atau didalam organisasi PMII tersebut dikenal dengan Masa Penerimaan Anggota Baru tersebut rencananya dilakukan selama 3 hari, yakni mulai 14 Nopember 2014 sampai dengan 17 Nopember 2014 di gedung aula Kantor Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.
Kegiatan yang diikuti sekitar kurang lebih 40 calon anggota baru tersebut di isi materi materi pengkaderan diantaranya materi keIndonesiaan, materi keIslaman, materi Analisis Sosial, Antropologi Kampus dan materi lainya yang disampaikan oleh nara sumber dari Pengurus Kordinator Cabang Propinsi Jawa Timur serta Alumni PMII Magetan.
Nanang Setiawan, Ketua PMII Kabupaten Magetan menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting dilakukan dan menjadi kegiatan rutinitas demi terwujudnya kesinambungan tidak terputus dari tiap tahunnya.
Nanang menambahkan “PMII merupakan organisasi pergerakan, tidak sebatas perkumpulan, sehingga kader PMII dituntut mampu menggali persoalan persoalan sosial yang ada disekitarnya dan memperjuangkan penegakannya apabila ditemukan ketimpangan, bukan berarti PMII identik dengan unjuk rasa melainkan selalu bergerak dengan berbagai cara sesuai mekanisme tata cara peran serta masyarakat dalam memperjuangkan aspirasinya.”
Nanag Setiawan adalah Ketua Umum PMII Magetan yang ke-4 menggantikan Syaiful ketua ke-3, Sifaul Anam ketua ke-2 dan Nur Yasin ketua pertama. Nanang terpilih menjadi Ketua pada Konferensi Cabang PMII Magetan yang di gelar di gedung Pusat Pengkajian Islam (PPI) Jalan Jaksa
Agung Suprapto Magetan, Ahad (24/313) dengan perolehan suara terbanyak mengungguli kandidat lain yakni M. Tawwaburakhim, Bisri Musthofa.
Agung Suprapto Magetan, Ahad (24/313) dengan perolehan suara terbanyak mengungguli kandidat lain yakni M. Tawwaburakhim, Bisri Musthofa.
Sebagaimana sejarah yang dibukukan dan disampaikan pada kegiatan MAPABA yang diadakan PC.PMII Magetan menjelaskan bahwa “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an
yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial
politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).
yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial
politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).
Sementara itu Sifaul Anam atau lebih dikenal Anam, seoran alumni PMII yang pernah menjadi Ketua Umum PMII Magetan pada tahun 2006 menceritakan tentang latar belakang berdiri dan pembentukan PMII di Indonesia adalah organisasi yang lahir karena menjadi
suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat
para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi
Ahlusssunnah wal Jama’ah.
suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat
para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi
Ahlusssunnah wal Jama’ah.
“Secara histori PMII itu lahir dan berdiri karena semangat mahasiswa dari NU yang menginginkan berkumpul, berseikat juga bergerak dengan idiologinya Ahlussunnah wal Jama’ah,” terang Anam
Anam ketika ditanya mengenai kecenderungan warga NU yang sering mengatakan PMII anak tirin-ya NU, “sebutan anak tiri menurut saya ituadalah merupakan sebuah identitas tersirat bahwa PMII memilih independen sebagaimana tanggal 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan
independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan
Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa
Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII,” kupas Anam
independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan
Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa
Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII,” kupas Anam
“Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham
Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara
kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah
wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja
PMII membedakan diri dengan organisasi lain.” tambah Anam
Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara
kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah
wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja
PMII membedakan diri dengan organisasi lain.” tambah Anam
Makna Filosofis, dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”,
“Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung
dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa
bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam
sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa
menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan
dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di
dalam kualitas kekhalifahannya.
“Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung
dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa
bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam
sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa
menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan
dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di
dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut
ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri
mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan
dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa
tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial
kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan
maupun sebagai warga bangsa dan negara.
ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri
mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan
dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa
tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial
kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan
maupun sebagai warga bangsa dan negara.
“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/ paradigma ahlussunah wal jama’ah
yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional
antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap,
dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan
integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian
platform PMII.
yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional
antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap,
dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan
integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian
platform PMII.
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.(Red)
No Responses