banner 728x90

Suroan, Ribuan Pendaki dan Peziarah Kunjungi Puncak Gunung Lawu

 Syuroan Ribuan Pendaki Kunjungi Gunung Lawu

Mearindo Magetan

Lawu salah satu gunung tertinggi dipulau Jawa
dengan ketinggian 365 M Dari Permukaan Laut ini menjadi salah satu tempat
paforit untuk para pendaki gunung, Karena jalur pendakian yang mempunyai daya
tantangan bagi pecinta alam dan pemandangan yang sangat indah bisa dilihat dari
puncak Argo Dumilah, 26/10/14
Para pengunjung Gunung Lawu ini tidak saja
berasal dari pecinta alam namun juga banyak dikunjungi para peziarah yang
hendak menjalani ritual ke tempat petilasan Eyang Brawijaya 5 atau biasa
disebut Sunan Lawu yang berada dipuncak hargo dalem. Sehingga pada tiap musim
pendakian khususnya pada bulan Syuro atau tahun baru Hijriyyah tak kurang dari
ribuan pendaki datang dari berbagai penjuru datang ke Gunung ini.
Gunung Lawu yang memiliki 2 jalur masuk pendakian
besar yakni jalur Cemoro Kandang yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar,
Propinsi Jawa Tengah dan jalur pendakian Cemoro Sewu yang masuk wilayah
Kabupaten Magetan, Propinsi Jawa Timur.
1 Muharram atau biasa disebut 1 Syuro 1436
Hijriyyah atau tepatnya pada 25 Oktober 2014 juga tak luput dari serbuan para
pendaki, pada umumnya mereka datang sehari sebelum malem 1 syuro sehingga pada
pergantian tahun para pendaki melakukan perayaan diatas puncak lawu.
Sementara itu menurut data jumlah pendaki Gunung
Lawu yang terdaftar di pos loket pintu masuk Cemoro sewu terdapat kurang lebih 3. 500 pendaki sejak 24 sampai 26 Oktober 2014. Jumlah tersebut dipastikan bisa
lebih karena tidak sedikit dari pendaki yang tidak mengisi data di pos masuk
dan memilih masuk lewat jalur tidak resmi. Sebagaimana yang diungkap Agus salah satu penjaga pos Cemoro Sewu yang menyebutkan banyak diantara pendaki yang tidak melakukan pendataan diri dan masuk lewat jalur resmi pendakian dengan memilih masuk lewat jalan setapak pencari kayu bakar.

“Sejak tanggal 24 Oktober kemarin sudah ada 3 ribu pendaki mas, jadi dipastikan jumlahnya lebih dari itu sekitar 3.500an” terang Agus
Seperti yang dilakukan Handoko 40 tahun asal
Tegal Mulyo, Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres, Solo salah satu pendaki yang
datang dengan membawa 15 temanya sengaja memanfaatkan waktu liburan untuk
melakukan pendakian lawu. Handoko kepada media Mearindo mengatakan bahwa
mendaki Gunung merupakan salah satu hobby yang digelutinya sejak remaja.
“Gunung Lawu jadi salah satu gunug pavorit
saya mas untuk pendakian sejak saya masih usia belasan mas”
. Ungkap
Handoko yang menggeluti bisnis order peralatan pendakian gunung.
Pendakian Gunung Lawu menurutnya memerlukan waktu
4 sampai 6 jam dalam kondisi cuaca cerah dan tidak hujan. “Jarak waktu
pendakian tidak bisa diukur standartnya karena masing masing pendaki memiliki
basic fisik yang berbeda dan berat peralatan yang dibawa juga mempengaruhi lama
tidaknya waktu” tambah Handoko

Gunung Lawu yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah memang memiliki panorama alam yang indah, dan juga menyimpan sejuta misteri dan legenda.
Gelaran flora dan fauna di Lawu terlihat masih terjaga akibat dari
perlakuan baik para pendakinya dan juga penjaga Lawu. Semoga hingga
nanti akan tetap demikian. Gunung Lawu tetap berpagar alam.

Meskipun menyimpan sejuta misteri, banyak wisatawan lokal yang sekadar
melepas penat sambil menikmati kesejukan udara pegunungan. Di kaki
Gunung Lawu, tepatnya sekitar jalan masuk Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang, juga banyak berdiri warung makanan dan minuman. Gunung Lawu pun
tak pernah sepi dari para pendaki yang mencoba untuk mendakinya,
terutama setiap pergantian Tahun Baru Jawa atau dikenal dengan bulan
Suro
dan masa liburan.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Gunung Lawu dipercaya
sebagai tempat pertapaan dari Raden Brawijaya V, Raja Majapahit yang
terakhir
. Oleh masyarakat setempat, namanya juga dikenal dengan Sunan
Lawu
.

Gunung Lawu memiliki kawah yang sangat terkenal, yakni
Kawah Condrodimuko. Selain itu di Gunung Lawu, banyak sekali tempat yang
dianggap keramat, seperti Sendang Drajat, Hargo Dalem, Hargo Dumilah,
Pasar Dieng, Batu Tugu Punden Berundak, Lumbung Selayur, Telaga Kuning
,
dan masih banyak lagi. Meskipun demikian, di Gunung Lawu tumbuh banyak
bunga Edelweis berwarna merah muda, kuning, dan putih terutama di lembah
dan lerengnya.

Berbeda dengan gunung – gunung yang ada di Indonesia, Gunung Lawu memiki
tiga puncak utama yang menyiman pesona dan misteri. Tiga puncak utama
menjadi tempat yang yang dianggap sakral di Tanah Jawa. Puncak tertinggi
bernama Hargo Dumilah, kemudian Hargo Dalem dan Hargo Dumiling.
Perbedaan lainnya, puncak utama kedua Gunung Lawu, yakni Hargo Dalem,
berdiri sebuah warung makan satu – satunya.

terletak di ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut
( Mdpl ). Di sekitar areal Gunung Lawu ini masih tersimpan berbagai
peninggalan sejarah akhir masa Kerajaan Majapahit, seperti Candi Cetho
dan Candi Sukuh yang merupakan peninggalan Prabu Brawijaya V selama dalam
pelariannya menghindari kejaran anak sendiri yang juga pendiri Kerajaan
Demak
. Selain itu, tempat yang bisa dikunjungi selain puncak Hargo Dalem
dan Hargo Dumilah adalah Sendang Panguripan dan Sendang Drajat.

Sendang
Panguripan
memiliki sumber mata air yang sering digunakan para peziarah
dan para pendaki gunung sebagai sumber air bersih. Demikian juga dengan
Sendang Drajat yang airnya diyakini mampu menyembuhkan berbagai
penyakit, tentu saja atas seizin Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dari
puncak Gunung Lawu ini selain bisa melihat langsung terbitnya Matahari,
bisa secara langsung melihat puncak Gunung Merapi dan Merbabu. Dan, dari
arah timur tampak puncak Gunung Kelud serta Gunung Wilis di Jawa Timur.

Selain itu, Gunung Lawu memikili
karasteristik yang unik. Meski bukan termasuk jajaran gunung tertinggi
di Pulau Jawa, suhu di puncak Lawu dirasa paling dingin. Saat musim
kemarau, suhunya bisa mencapai minus 5 derajat Celsius.(Lana)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan