PERINGATI KEKEJAMAN PKI, FAK ADAKAN HAUL DAN PENGAJIAN KEBANGSAAN
Mearindo.MagetanPeringatan kekejaman PKI yang membunuh dan mengubur ratusan kyai serta santri pada tahun 1948 dan 1965 diperingati oleh Front Anti Komunis (FAK) RI di Monumen makam korban PKI tepatnya di Desa Suco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Selasa 30/9/2014.
Kegiatan yang diselenggarakan tiap tahunyya ini diselenggarakan bersama Pon Pes Cokrokertopati pimpinan Khoirul Anam, Takeran Magetan, Nahdlatul ‘ulama dan Pemerintah Kabupaten Magetan. Seperti tahun tahn sebelumnya peringatan kekejaman PKI ini diawali dengan Doa bersama yang dipimpin langsung KH.Zuhdi Tafsir selaku Ketua Umum FAK-RI dan penasehat Pon Pes Cokrokertopati. Takeran Magetan, dilanjutkan dengan Apel Siaga Front Anti Komunis (FAK) RI yang dipimpin Sarpan perwakilan dari KODIM Magetan.
Sebagaimana yang diktip dalam sejarah, Soco adalah merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Menurut catatan sejarah desa Soco adalah merupakan tempat yang digunakan oleh pemberontak PKI Moeso tahun 1948 untuk membunuh orang-orang yang dianggap menghalangi program PKI. Berpuluh-puluh orang yang tak berdosa dibunuh secara keji dan di luar batas kemanusiaan, yaitu di siksa didalam kereta lalu dimasukkan ke dalam sumur. Untuk mengenang para pahlawan yang gugur di tempat ini Pemerintah Daerah membangun monumen di dua tempat tersebut, yang di namakan monumen Soco I dan monumen Soco II.
Sekarang ini monumen Soco menjadi salah satu obyek wisata sejarah di Magetan, yaitu monumen untuk memperingati pemberotakan berdarah yaitu pemberontakan PKI pada tahun 1948, yang ditandai dengan dibangunnya monumen berupa gerbong Kereta Api “Kertopati”.
Menurut catatan sejarah korbannya yang tewas dalam peristiwa tersebut berjumlah 108 orang, mereka terlebih dahulu di angkut dengan kereta Kertopati dan di siksa di dalamnya sampai mati , baru kemudian di masukkan ke dalam sumur Soco. Adapun monumen Soco ini dibuat tepat di atas sumur bekas pembuangan mayat korban-korban keganasan PKI tersebut, dan Kereta Kertopati juga di jadikan monumen untuk mengenang keganasannya PKI.
Sementara iu, KH.Nafi’an (Karanganyar) pada kegiatan yang dihadiri ribuan pengunjung memadati lapangan tersebut mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk senantiasa menjaga ukhuwah islamiyyah dan mempererat ukhuwah insaniyyah demi membentengi faham komunis yang saat ini masih terus dikembangkan oleh pihak – pihak untuk memecah belah ummat Islah dan bangsa Indonesia.
KH.Nafi’an juga menegaskan bahwa persebaran dan upaya menghidupkan PKI sampai saat ini masih ada. Hal ini ditandai dengan adanya upaya sekelompok organisasi yang memperjuangkan penghapusan TAP MPR serta KEPRES yang didalamnya melarang berkembangnya faham dan organisasi komunis di Indonesia.(SLAM)
No Responses