banner 728x90

KREATIFITAS MANTAN PREMAN BUDIDAYAKAN USAHA EMPON EMPON

Mantan Preman Usaha Empon-empon



Mearindo. Magetan
Bosan dengan kehidupan penuh kekerasan salah satu warga Desa
Trosono Kecamatan Parang Kabupaten Magetan dengan pengalamannya sebagai
pereman di Kecamatan Parang, dia pintar melihat peluang yang ada di
lingkungan terdekat menjadi kelebihan Heru Indarto (38) yang tinggal di
lereng Gunung Bligo, Perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi
Jawa tengah, membuatnya bersentuhan dengan empon-empon yang ternyata
bila ditekuni bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.

Diawal menekuni usaha empon-empon Heru Indarto merasakan kesepian ketika
ia harus kembali di kota kelahirannya Desa Trosono Kecamatan Parang
Kabupaten Magetan itu sekitar satu tahun lalu. “Pukul 6 sore saja
suasananya sudah sepi,” ujar Heru, yang semasa masih di Jakarta bekerja
di dunia hiburan, yaitu pernah menjadi Komandan Sucurity dan menjadi
Centeng di Salah satu rumah pejabat
Namun, di desa nan senyap itu Heru justru melihat peluang bisnis
empon-empon yang tumbuh subur di daerah sekitarnya.
Sebut saja, kunyit,
jahe merah, lengkuas, temulawak, dedaunan salam, dan masih banyak lagi
tanaman lain tumbuh subur di daerahnya. Ia pun terpikir untuk mengolah
hasil alam yang biasanya untuk jejamuan dan bumbu masakan itu agar
memiliki nilai tambah.

“Setelah dicuci bersih, kemudian dipotong-potong membujur, lalu
dikeringkan,” katanya. Harga empon-empon kering jauh lebih tinggi
ketimbang dijual segar karena untuk tujuan ekspor.
Heru memasarkan produknya sederhana saja disetor langsung ke pabrik Jamu
yang berada di Wonogiri. Dan rencana kalau modal sudah kuat saya akan
memasarkan lewat Webset mungkin dari Webset ia mendapatkan pembeli atau
para eksportir. Mungkin dari salah satu eksportir yang berada di
nusantara ini bisa membantunya memasarkan produk empon-empon kering Heru
Indarto ke Malaysia, Singapura, hingga Jepang. “Lumayan, saya bisa
mengirim hingga beberapa ton tiap bulan,” cita-cita saya selama ini.

Empat
bulan ini, saya melihat peluang lain. Gara-garanya, salah satu customer
pabrik yang di Wonogiri aeda orang dari Jepang menginkan produk
perawatan tubuh yang biasa digunakan di spa, seperti lulur, body scrub,
foot scrub, sabun, garam mandi, dan lainnya.
Bukannya mencari produsen
lain, Heru Indarto mengajak istrinya untuk mencoba tantangan baru namun
masih berpikir panjang karena masih kekurangan modal untuk membuat suatu
prodak yang diminta orang jepang itu.
Karena bisnis empon-empon makin menjanjikan, ia kemudian meminta
istrinya yang bekerja sebagai TKW di Taiwan agar pulang untuk membantu
bersama-sama mengelola bisnis empon-empon. Sang istri menangani cara
merajang bersama warga sekitar rumahnya dan menerima petani yang menjual
hasil panennya itu.

Saat ini produk Heru Indarto sudah menyuplai kebutuhan beberapa pabrik
jamu pabrik bumbu masak,”ujar pria berwajah sangar namun ternyata lembut
tutur katanya itu sambil menyebut omzet bulanannya minimal mencapai
Rp20 juta hingga 30 juta.
Paham bahwa produknya terjamin kesehatannya, Heru juga sedang
mendaftarkan produknya untuk memperoleh izin Dinas Kesehatan setempat.
Sebagai wirausaha murni dari uang pribadi, Heru berharap bisa menjadi
mitra dari salah satu Bank Pemerintah/Swasta, Kantor Pos atau dari
Instansi mana saja, guna membantu untuk membesarkan usaha empon-empon
ini.

“Pria yang biasanya menjadi centeng ini, dari usaha alam ini menginkan
mendapat berbagai pelatihan entah dari pemerintah atau pihak swasta yang
peduli terhadap kaum petani disekitar lereng gunung Bligo mulai becocok
tanam empon-empon dengan hasil yang baik,”pungkas Heru Indarto. (lak)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan