banner 728x90

Laksamana Wanita Pertama Di Dunia Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

 

Foto Laksamana Malahayati didalam buku sejarah Indonesia 

Mearindo – Nusantara

Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada bulan Nopember setiap tanggal 10, ditahun 2017 ini empat nama tokoh pahlawan besar Indonesia dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Joko Widodo.

Penetapan ke empat nama Pahlawan Nasional baru itu dilakukan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2017) dengan ditandai penyerahan plakat Pahlawan Nasional kepada perwakilan ahli waris empat pahlawan.

Keempat Pahlawan Nasional baru itu adalah Laksamana Malahayati dari Aceh, Zainuddin Abdul Madjid dari NTB, Lafran Pane: pendiri HMI dari Yogyakarta dan Mahmud Riayat Syah dari Kepri.

Penetapan keempat tokoh sebagai pahlawan nasional ini termaktub dalam Kepres No 115/TK/Tahun 2017 dengan Surat keputusan ditandatangani Jokowi pada 6 November 2017.

Sebagaimana yang tertulis dalam buku Sejarah Perjuangan Indonesia, Laksamana Malahayati atau Keumalahayati merupakan laksamana wanita pertama di dunia. Keumalahayati pernah memimpin pasukan yang terdiri atas para janda berjumlah lebih dari 2.000 pada perang pada abad ke-16.

Sementara itu, Sultan Mahmud Riayat Syah adalah sosok yang konsisten melawan penjajahan. Pada 1782, dia pernah menenggelamkan kapal Belanda.

Sedangkan, Lafran Pane, selain pendiri HMI, pernah menjadi tokoh muda perintis kemerdekaan RI. Adapun Zainuddin Abdul Madjid merupakan ulama besar pendiri ormas Islam terbesar di NTB, Nahdlatul Wathan.

Sehingga sampai tahun 2017 ini Indonesia sudah menetapkan sebanyak 173 tokoh sebagai Pahlawan Nasional yang terdiri atas 160 laki-laki dan 13 perempuan.

Sementara itu, Joko yang lebih dikenal Joko Mayit, anggota veteran warga Magetan Jawa Timur mendengar anugerah empat tokoh tersebut mengaku sangat terharu dan bangga. Dirinya juga berpesan saatnya generasi muda Indonesia sekarang ini sadar akan bahanya pengaruh negatif dari kemajuan tekhnologi. Sehingga menurutnya, jiwa gotong royong, saling asah asih dan asuh saat ini mulai hilang didalam kehidupan kalangan anak muda.

“Benteng kekuatan NKRI kita ini adalah semangat, yakni semangat patriotisme, nasionalisme dan masyarakat generasi muda yang saling asah asih dan asuh. Oleh sebab itu para pahlawan yang gugur sangatlah tulus mengorbankan jiwa raganya tanpa pamrih penghargaan apapum. Oleh sebab itu kami yang tua ini prihatin melihat rasa itu sudah terkikis dalam kehidupan anak anak generasi muda kita”. Keluh Joko

Hari Pahlawan  yang dirayakan setiap tanggal 10 November setiap tahunnya di Indonesia merupakan hari untuk memperingati peristiwa Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945.

Perang yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia itu berhadapan antara para tentara dan milisi Indonesia yang pro-kemerdekaan melawan tentara Britania Raya dan Belanda.

Didalam catatan sejarah Nasional Indonesia, tanggal 10 November pertama kali diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional Indonesia ialah menjelang tahun 1950an.

Dimana Proklamator Kemerdekaan RI, Soekarno, menetapkan 10 November sebagai tanggal yang sakral bagi bangsa Indonesia. Keputusan Soekarno itu didasari usulan Soemarsosno, mantan pimpinan tertinggi Gerakan Pemuda Republik Indonesia (GPRI). (Goes/Faul).

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan