Kades Mategal Mundur Jabatan Ngaku Alasan Kesehatan
Usai Di Demo Warga, Kades Mategal Menyatakan Mundur Dari Jabatan Kades Dengan Alasan Kesehatan
Magetan, Mearindo.com – Kepala Desa Mategal, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Sugiono, resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan tersebut disampaikan melalui surat pernyataan tertanggal 11 Januari 2025, hanya berselang dua hari setelah ratusan warga menggelar demonstrasi menuntutnya mundur.
Sugiono menyatakan pengunduran dirinya atas kehendak pribadi tanpa paksaan dari pihak mana pun. Keputusan itu turut disaksikan oleh perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Parang.
“Benar Pak Sugiono mengundurkan diri. Keputusan itu diambil tanpa paksaan. Selain itu, ada alasan kesehatan, yakni jantung dan stroke,” ungkap Sekretaris Desa Mategal, Yanuar, saat dikonfirmasi pada Senin (13/1/2025).
Yanuar menambahkan bahwa pihak desa akan segera berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk menentukan langkah selanjutnya agar pelayanan desa tetap berjalan normal.
Pengunduran diri Sugiono tak lepas dari aksi demonstrasi ratusan warga Desa Mategal pada Kamis (9/1/2025). Mereka mendesak Sugiono turun dari jabatannya karena dinilai gagal memimpin dan mengelola desa.
Tak hanya soal kebijakan, Sugiono juga diterpa isu pribadi. Warga menuding adanya dugaan perselingkuhan dan sikapnya yang dinilai pendendam terhadap warga yang berseberangan pandangan.
Aksi ini dipimpin oleh Khoiri, Ketua Gapoktan sekaligus Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Mereka memprotes kinerja Kepala Desa Sugiono yang dinilai tidak transparan dan tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Massa yang hadir menyampaikan sejumlah tuntutan. Di antaranya, sulitnya pelayanan masyarakat, sifat arogansi kepala desa, hingga dugaan penyalahgunaan anggaran desa.
“Kami menuntut transparansi anggaran dan laporan terkait penggunaan dana desa, karena selama ini tidak pernah ada kejelasan,” ujar Khoiri saat memimpin aksi.
Aspirasi masyarakat disampaikan secara bergantian melalui pengeras suara yang dibawa menggunakan truk. Mereka menolak pembangunan jalan di RT 11 yang dianggap masih layak, sementara jalan rusak lainnya dan irigasi yang menyebabkan banjir diabaikan.
Selain itu, masyarakat juga mengungkap ketidakterlibatan LPM desa dalam musyawarah pembangunan dan penggunaan dana desa.
“Modal BUMDes tidak pernah terealisasi, dan tanah kas desa tidak ada laporan transparansinya. Bantuan sosial hanya untuk kerabat kepala desa. Kami merasa dikhianati oleh pemimpin yang seharusnya bekerja untuk masyarakat,” tegas Khoiri.
*Mediasi Tanpa Titik Temu*
Sekitar pukul 09.45 WIB, perwakilan warga memasuki Balai Desa untuk mediasi dengan Danramil 0804/04 Parang, Kapolsek Parang, Camat Parang, Sekdes, dan BPD. Dalam mediasi, Kepala Desa Sugiono menyampaikan kesanggupannya untuk memperbaiki kinerja dan transparansi di masa depan.
“Kami akan berkoordinasi dengan perangkat desa untuk memastikan transparansi rencana dan hasil pembangunan, serta meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi,” ujar Sugiono dalam mediasi tersebut.
Namun, hingga mediasi selesai pukul 10.30 WIB, belum ada kesepakatan yang dicapai.
Meskipun tanpa surat pemberitahuan resmi kepada pihak kepolisian, aksi berlangsung dengan aman dan tertib. Warga akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 11.00 WIB.
Namun, mereka mengancam akan terus menuntut pergantian kepala desa jika tidak ada perubahan signifikan dalam kinerja kepala desa ke depan.
“Kami ingin pemimpin yang benar-benar peduli pada kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya mementingkan kepentingan pribadi,” tegas Khoiri.(G.Tik)
No Responses