banner 728x90

SRPB Jatim Ikut Tangani Desk Relawan Bencana Gunung Semeru

Dian Harmuningsih, Koordinator SRPB Jawa Timur

Jawa Timur – Lumajang, Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur langsung bergerak dalam penanganan bencana letusan Gunung Semeru. SRPB Jatim melakukan asistensi terhadap organisasi relawan Lumajang dan sekitarnya dengan melakukan pendirian Desk Relawan.

SRPB Jatim dipimpin langsung oleh Koordinator Dian Harmuningsih bersama Budi Sarwoko, Fristianto Himawan, dan Andreas Tirta Sinulingga. Mereka langsung bergerak ke lokasi Rabu (2/12).

Bersama 17 organisasi mitra, seperti Laskar Semeru 8 orang, Jabrik (1), MDMC (3), Lazismu (1), Tagana (30), NU Peduli/LPBI NU, Baznas Tanggap Bencana (7), Oposisi (2), Brandal Alas (1), Dompet Dhuafa (4), Pramuka Peduli (2), RAPI (4), Lumajang Social Semeru, BMH (3), IPCI (4), dan PMI membangun sinergitas Desk Relawan. Sedangkan diluar organisasi mitra SRPB Jatim juga ada. Di antaranya Ikatan Panther Community Indonesia maupun Nasdem Peduli.

“Kami berangkat dari Sidoarjo pukul 07.30 WIB dan tiba di lokasi Desk Relawan Pos 1 siang hari di rumah Pak Sabdo Wahyono di Gumukmas, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Pos 2 di rumah Pak Yanto yang zona aman,” jelas Dian Harmuningsih.

Selain terlibat mendirikan Desk Relawan, SRPB Jatim juga menyerahkan bantuan berupa 1.500 masker, 100 face shield, air mineral, dan dana tunai.

Menurut Dian Harmuningsih, Desk Relawan melakukan tugasnya, di antaranya mendata dan menjadi pusat informasi bagi relawan anggota organisasi mitra SRPB Jatim. Selain itu, juga mendata para relawan perorangan yang melakukan respon terhadap bencana ini.

“Selain itu, Desk Relawan bertugas melaporkan data harian berapa personel maupun berapa organisasi yang ikut dalam penanggulangan bencana ini,” imbuh Dian.

Lokasi Desk Relawan memang cukup dekat dengan titik lokasi semburan Gunung Semeru. Daerah ini masuk ring 1 atau sekitar 9 km dari kawah Semeru.

Hingga saat ini debu vulkanik di daerah Gumukmas maupun Supiturang sudah mulai berangsur hilang, namun debu vulkanik di Kamarkajang masih tampak.

“Di Dusun Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro masih tampak abu. Ini terlihat di genteng-genteng rumah warga,” kata Dian.

Data Sementara yang berhasil dihimpun para peyintas berjumlah sekitar 1.500 orang. Di antaranya adalah balita 386, bayi 65, ibu hamil 53 orang, lansia 378 orang.

Material lava menutup jalan dan membentuk gundukan di area Kobokan pasca erupsi Semeru

Sebelumnya, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang berada pada level II atau ‘Waspada’ akibat Erupsi yang terjadi menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak. Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020.

Hingga pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng.

Kemudian pada tanggal 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.

Disampaikan Dr. Raditya Jati selaku Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, bahwasanya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang untuk mendapatkan perkembangan terkini paska awan panas guguran yang terjadi beberapa hari lalu. (Lusi/ Lana)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan