banner 728x90

Pembantaian Petamburan 22 Mei 2019. Vidio Habaib Tertembak Ini Pesanya

Gambar aksi 21 di depan gedung Bawaslu

Habib Muhsin: Yang Bikin Ricuh Pihak Lain, Kenapa FPI yang Diserang?

Sekurangnya 6 orang tewas dan puluhan luka luka dari peristiwa petamburan. Kita sebut peristiwa ini sebagai pembantaian karena polisi Brimob yang bersenjata menembaki warga petamburan atau mereka yang ikut aksi kemudian menginap di daerah petamburan Tanah Abang. Sementara yang ditembaki tidak bersenjata. Tak berdaya.

Di media terlihat video yang menunjukkan tembakan membabi buta walau ada yg teriak bahwa yang ditembaki adalah warga. Petamburan jadi “the killing field”. Tanah Abang benar benar menjadi “tanah merah darah”. Itu terjadi 22 Mei subuh. Jika 21 Mei semata Insiden maka 22 Mei adalah pembantaian.

Menjadi banyak misteri dari peristiwa ini. siapa yang memainkan diri sebagai “perusuh” yang dijadikan alasan pembantaian. Mengapa target dan sasaran adalah area petamburan yang konon menjadi markas atau posko FPI.

Apakah benar dugaan ada sayap “tentara Cina” di Brimob. Benarkah sebagian polisi berbahasa Cina yang menembaki itu. Apakah semua ini benar di bawah komando resmi atau satuan yang bertindak sendiri. Lalu terbukakah untuk otopsi korban.

Semua pertanyaan ini membutuhkan jawaban akurat dan terang. Karenanya perlu diselidiki seksama oleh Tim Pencari Fakta Independen. Atau DPR membuat pansus penyelidikan agar peristiwa pembantaian ini terkuak dan pihak-pihak bertanggungjawab dapat dikenakan sanksi hukum. Komnas HAM juga yang telah dilapori segera bergerak. Ada dugaan pelanggaran HAM pada kasus ini.

Belum tuntas masalah kematian 600 an petugas Pemilu kini ditambah dengan peristiwa penembakan di Petamburan. Masalah serius terjadi berkelanjutan di negeri ini. Melekat dengan proses Pemilu yang jauh dari jujur dan adil.

Memang rezim gagal menjalankan sistem demokrasi dengan aman dan bermartabat. Oligarkhi berkombinasi dengan tirani menjadi polusi demokrasi. Penghujung kekuasaan yang tidak bagus (su”ul khotimah).

Jokowi politisi yang muncul ujug ujug. Karenanya mudah disetir oleh pengendali kepentingan yang memang matang berpolitik. Manajemen krisis masih lemah. Masalah ditangani dengan represif sehingga kebencian rakyat menggumpal.

Sebagai penguasa bisa beralasan ada perusuh di lapangan tapi perpektif lain tidak. Selalu ada pihak yang buat jalan untuk pembantaian.

Jokowi tak layak jadi Presiden. Baiknya mundur atau turun. Rakyat jangan dikorbankan oleh ambisi dan kerakusan kekuasaan. Game is over.
Jakarta, 22 Mei 2019 (*)

Aksi 22 Mei, Farhan Tewas Ditembak Saat Jaga Rumah Habib Rizieq

Ayah Farhan: Jahat Polisi, Peluru Tembus Leher Anak Saya

Seorang korban meninggal dunia dalam peristiwa 22 Mei dini hari tadi adalah warga Depok bernama Farhan Syafero (31). Kini jasad Farhan sudah berada di rumah duka yang beralamat di Kampung Rawakalong RT3/7 Grogol Limo, Depok, Jawa Barat.

Seorang sahabat dekat korban, M Syarif Al Idrus, mengatakan, rekannya itu menjadi korban kerusuhan saat menjaga rumah Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat. Saat itu terjadi gesekan antara massa dengan petugas.

“Kami tidak ikut aksi di Bawaslu. Tetapi kami sedang berjaga di markas besar FPI di Petamburan. Kami menjaga rumah Habib Rizieq,” kata dia di Depok, Rabu (22/5/2019).

Bentrokan terjadi Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Saat itu massa dipukul mundur aparat. “Aparat masuk ke markas (FPI) dan terjadi baku hantam,” tukasnya.

Perihal penyebab gesekan itu, Syarif mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Saat itu dia hanya mendengar suara tembakan. “Banyak suara tembakan bahkan ada selongsong peluru berjatuhan. Ada sekitar 15 (selongsong),” kata dia.

Syarif menceritakan, dia berangkat sekitar pukul 12.00 WIB malam dari Bekasi Timur bersama rombongan sebanyak 20 orang. Mereka menuju markas FPI unfuk menjaga rumah Habib Rizieq. Sekitar pukul 02.00 WIB, kata Syarif terjadi gesekan antara massa dengan aparat. “Suara tembakan saja banyak terdengar,” tukasnya.

Saat kejadian, dirinya berpisah dengan Farhan. Dia baru tahu Farhan menjadi korban setelah dia menghubungi ponselnya namun bukan Farhan yang menjawab.

“Saat saya telpon yang angkat dari pihak rumah sakit. Insya Allah beliau syahid,” pungkas Syarif.

Ayah Farhan: Jahat Polisi, Peluru Tembus Leher Anak Saya

Farhan rencananya bakal dimakamkan di dekat kediaman keluarga besarnya di wilayah Cinere tak jauh dari rumah duka. Keluarga meyakini pemuda 31 tahun itu tewas akibat luka tembak pada bagian leher.

Ayah Farhan, Syafri Alamsyah, mengaku tak menyangka jika putra keduanya itu bakal tewas dengan cara tragis. Namun demikian, Syafri merasa bangga lantaran yakin Farhan tewas dalam keadaan syahid.

“Saya bangga dengan anak saya, insya Allah dia syahid karena memperjuangkan kebenaran. Gila polisi, pelurunya kecil gini tapi mematikan tembus di leher (Farhan). Jahat polisi. Itu peluru tajam bisa dilihat,” katanya saat ditemui di rumah duka.

Syafri mengaku terakhir bertemu dengan Farhan sebulan yang lalu saat ada pengajian di Jakarta dan saat itu tidak ada firasat apa pun. Namun sebelum kejadian ini, Syafri sempat berceloteh di salah satu grup media sosial bahwa akan ada korban jiwa.

“Saya beberapa hari lalu menyampaikan di grup komunitas saya. Saya bilang akan ada kematian lagi, ternyata menimpa anak saya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Meski begitu, Syafri merasa bangga lantaran ia meyakini sang anak tewas dalam keadaan syahid. “Dia anak yang baik, aktif di majelis taklim, suka ikut habaib juga. insya Allah dia mati syahid.”

Dukungan moral untuk keluarga Farhan Syafero, salah satu korban tewas akibat kerusuhan di Petamburan Jakarta, terus mengalir dari berbagai pihak, Rabu, 22 Mei 2019. Bahkan, salah satunya ditunjukkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Hal ini terlihat dari sebuah karangan bunga duka cita yang terpampang di depan rumah duka di Jalan Pramuka, Gang Perintis RT 03/07, Kampung Rawa Kalong, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat

Oleh M Rizal Fadillah (Mantan Aktivis IMM)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan