Pilar Kartar Kab.Magetan Gelar Doa Bersama Dan Salurkan Bantuan Korban Banjir
Jawa Timur, Mearindo.com – Dengan mengusung visi “Meneguhkan Keimanan Ketakwaan dan Mempererat Ukhuwah Islamiyyah Insaniyyah”, Komunitas organisasi tingkat Desa/ kelurahan atau dikenal Karang Taruna Kabupaten Magetan menggelar acara Road Show Kemanusiaan Bermunajat Bersama Korban Bencana Alam dan Penyalura Bantuan, Sabtu 30 Maret 2019.
Kegiatan yang dijadikan salah satu metode trauma healing masyarakat terdampak korban bencana banjir di wilayah Kabupaten Ngawi itu bertempat di Masjid Baitul Ulum, Gambuhan, Desa Purwosari Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Kecamatan Kwadungan merupakan salah satu wilayah berdekatan dengan Kecamatan Kasreman dengan dampak banjir parah yang terjadi pada tanggal 06 Maret 2019 lalu. Akibat bencana genangan banjir mencapai 1.5 meter itu ratusan warga terpaksa harus dievakuasi ke posko pengungsian.
Kegiatan Road Show Kemanusiaan yang digelar mulai pukul 19.00 Wib tersebut dihadiri ratusan masyarakat yang menjadi korban banjir. Selain bermaksud menyampaikan dan menyalurkan bantuan berupa barang sembako untuk korban bencana, menurut Hendik selaku Ketua Karang Taruna Kabupaten Magetan mengatakan bahwa saat ini masyarakat masih trauma bila terjari perubahan cuaca seperti hujan lebat maupun angin kencang. Sehingga dengan dilakukan Doa bersama diharapkan dapat menambah kekuatan mental dalam menghadapi hari – hari kedepan untuk kembali beraktifitas seperti sedia kala.
“Untuk mengatasi trauma korban bencana salah satu metode ampuh adalah dengan berkumpul bersama dan bermunajat doa bersama memohon kepada sang Pencipta untuk menjadikan keadaan lebih baik,” harap Hendik.
Acara yang digagas bersama Jaringan Relawan Magetan tersebut juga dihadiri perwakilan dari komunitas kemanusiaan MRU – BAMPRAM – Abdi Maospati dan TIDAR ERME. Dalam kesempatan itu para relawan juga melakukan dialog langsung bersama warga tentang berbagai kemungkinan terjadinya banjir dan solusi apa yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bencana yang serupa.
“Kejadian bencana banjir ditahun 2019 ini juga pernah terjadi pada tahun 2007 lalu. Namun untuk penyebabnya jika ditahun 2007 adalah karena meluapnya aliran air Bengawan Solo. Sedangkan kejadian pada Maret 2019 ini dimungkinkan karena dampak pembangunan Jalan Tol yang tidak diimbangi dengan dibuatnya saluran Irigasi besar tersier sebagai jalan air yang terhalang bangunan Tol”, terka Dahlan (59 tahun) warga yang rumahnya berada di samping pintu Tol Madiun.
Sementara itu Amir (57 tahun) warga setempat mewakili masyarakat terdampak bencana yang hadir diacara tersebut menyampaikan ucapan terima kasih sebesarnya kepada masyarakat Magetan yang selama ini turut peduli membantu masyarakat saat terjadi banjir hingga sampai saat ini. Menurutnya perhatian masyarakat Magetan melalui Jaringan Relawan Magetan ini benar benar menjadi penyemangat warga untuk tidak putus asa setelah berbagai harta benda dan lahan pertanian mereka rusak akibat terjangan banjir bandang lalu.
“Kalau melihat situasi masyarakat yang mengalami kerusakan harta benda dirumah dan rusaknya lahan pertanian yang saat itu tinggal panen saja rasanya hampir putus asa. Namun perhatian masyarakat Magetan melalui para relawan baik Kartar maupun Jaringan Relawan Magetan ini benar benar kami merasa ada teman baru yang mendorong untuk semangat memulai mengolah lahan pertanian kami lagi, ” kata Amir
Kepada para korban Ketua Karang Taruna juga mengatakan bahwasanya beban yang dialami warga Ngawi jelas menjadi bagian dari beban masyarakat Magetan juga. Hal ini karena juga banyak ditemukan komunitas kemanusiaan dari Kabupaten Ngawi yang sering melakukan kegiatan kemanusiaan seperti bedah rumah warga miskin maupun santunan warga miskin di Magetan. Sehingga saling bersinergi dalam kemanusiaan adalah hal yang tidak dibatasi dengan batasan wilayah. (Gesang)
No Responses