banner 728x90

PGRI Gresik Salurkan Ribuan Selimut Dan Sarung Baru Untuk Korban Bencana Palu Donggala

Nasional, Mearindo.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Gresik, Jawa Timur salurkan ribuan selimut dan sarung untuk pengungsi korban bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda 4 daerah di Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

Bencana alam yang terjadi akhir September 2018 lalu sedikitnya mengakibatkan lebih dari 2.256 orang meninggal dunia dengan persebaran di Kota Palu 1.703 orang meninggal dunia, Donggala 171 orang, Sigi 366 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu 1 orang.

Selain itu BNPB merilis lebih dari 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka dan 223.751 orang mengungsi di 122 titik. Merespon kejadian itu Keluarga besar PGRI Gresik tanpa dikomando secara sukarela mengumpulkan bantuan untuk disalurkan ke para pengungsi yang sampai saat ini masih berada rumah hunian sementara (Huntara). 13/11/2018

Drs. Arief Susanto, M.Pd selaku Ketua PGRI Kab.Gresik kepada media melalui pesan WA menyampaikan bantuan yang terhimpun tersebut merupakan wujud respon keprihatinan dan duka dari keluarga besar pendidikan yang ada diKabupaten Gresik.

“Oleh sebab itu PGRI Gresik menaruh harapan besar kepada saudara ratusan ribu pengungsi di Sulawesi Tengah ini untuk ikhlas sabar menghadapi ujian dan bersemangat memulai kehidupan kedepan. Kami titipkan sedikit amanah dari keluarga besar PGRI Gresik lebih dari seribu Sarung Baru dan Selimut Baru untuk saudara kami yang saat ini di tenda pengungsian, ” harap Arief Susanto

Sdr. Yudi Hartono (PGRI Gresik) bersama Bapak Harun didampingi S. Anam (TIDAR ERME)

Bantuan ribuan Selimut baru dan Sarung Baru dari PGRI Gresik tersebut disalurkan melalui Posko Induk Relawan TIDAR – ERME (Tim Darurat – Emergency Response Mearindo) yang berada di Magetan, Jawa Timur, sedangkan uang tunai 400 juta yang terhimpun dari keluarga besar PGRI Gresik disalurkan dengan transfer ke Palu Sulawesi Tengah.

Sebelumnya TIDAR ERME juga melepaskan lebih dari 2000 sarung dan 8 ton sembako yang dihimpun dari keluarga PGRI dan masyarakat Kabupaten Magetan Jawa Timur.

Baca Juga Pelepasan Bantuan 279 Juta

Sifaul Anam, S.PdI salah satu relawan Kemanusiaan dan Kebencanaan TIDAR ERME mengatakan poskonya selalu melakukan kordinasi dengan jaringan relawan yang sampai saat ini berada di lokasi bencana baik yang berada di Lombok NTB dan Palu Sulawesi Tengah, sehingga bantuan yang disalurkan melalui poskonya lebih diprioritaskan sesuai apa yang dibutuhkan para pengungsi.

“Posko TIDAR ERME selama ini berkordinasi dengan relawan yang saat ini berada diposko pengungsian hingga yang sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat. Sehingga kami sampaikan keluhan ribuan pengungsi ini kepada masyarakat seperti halnya saat ini pengungsi dalam kondisi darurat Terpal guna mendirikan Hunian Sementara untuk keluarga, ” terang Anam yang juga menjadi relawan mengawal bantuan bencana di Lombok lalu.

Sdr. Yudi Hartono (PGRI Gresik) bersama Sdr. Doni didampingi S.Anam (TIDAR ERME)

Sedangkan Yudi Hartono utusan anggota PGRI Gresik saat penyaluran bantuan korban bencana alam di Posko Induk TIDAR ERME menerangkan bahwasanya sebelumnya keluarga besar PGRI Gresik juga menyalurkan bantuan untuk korban bencana di Lombok dan Mataram Nusa Tenggara Barat melalui dukungan ekspedisi kapal laut dan melakukan komunikasi dengan PGRI yang ada dilokasi bencana.

“Diantara bencana di Palu tentunya juga banyak sekali korban dari keluarga besar PGRI dan pendidikan yang ada di Palu, semoga relawan keluarga besar Korlap Posko Bencana Palu PGRI Sulawesi Tengah yang berada Jl. Tombolotu RRG Pakora 1 No.25 Kelurahan Talise Walangguni senantiasa diberi kemudahan dan dipercepat menyongsong Palu bangkit, ” harap Yudi Hartono

Dalam penyaluran bantuan korban bencana alam sebelumnya, relawan Tidar ERME membagi barang bantuan dari masyarakat tersebut dalam tiga program kemanusiaan diantaranya :

1. Gerakan 1000 Sarung dan Terpal hunian sementara. Yang mana sarung baru dari masyarakat Magetan dan didukung kuat oleh keluarga besar PGRI Magetan mencapai 2.280 biji dengan nilai rupiah Rp. 102.600.000.-. Selain itu relawan juga menerima 147 Sepatu baru dan 160 sendal baru untuk korban bencana, juga ribuan meter luas Terpal untuk program rumah Hunian Sementara (Huntara).

Kemudian program yang ke – 2 yakni Gerakan Beras Segelas Asal Ikhlas peduli korban bencana yang dikumpulkan relawan kemanusiaan tersebar baik Karang Taruna, komunitas kepemudaan dan masyarakat serta didukung Camat Kawedanan Cahaya Wijaya melalui road show peduli bencana mencapai 7 ton/ 7000 Kg beras.

Program kemanusiaan melalui posko induk TIDAR ERME yang ke-3 selanjutnya ialah Sembako Dan Peralatan Rumah Tangga seperti peralatan sekolah, pakaian baru, alat mandi, peralatan bayi, obat dan alat kesehatan serta bahan bahan makanan lainya mencapai Rp. 47.930.000,-. Sedangkan gerakan ke-4 yang diluncurkan relawan TIDAR ERME yakni Gerakan Seribu Karton Mie Instan terkumpul 465 karton. Selain itu lebih dari 8 juta rupiah diaplikasikan dalam bentuk peralatan sekolah seperti alat tulis dan seragam sekolah.

Anam juga mensikapi bahwa kebiasaan menyumbang pakaian bekas juga masih banyak diminati masyarakat sebagai pilihan dalam menyumbang para korban bencana. Sedangkan menurut Anam seharusnya masyarakat bisa membedakan bantuan juga didasarkan pada lokasi bencana itu sendiri.

“Seperti bencana alam di Sulawesi Tengah kali ini maka selayaknya masyarakat yang berada di luar Sulawesi Tengah tidak menyumbang korban bencana dalam bentuk pakaian bekas dikarenakan jauh dari manfaat. Dilihat dari biaya angkut bantuan dan barang yang disumbangkan berupa pakaian bekas jauh dari sesuai. Oleh sebab itu untuk bantuan pakaian bekas soal Penyaluran juga tidak kami prioritaskan akan tetapi juga tetap kami salurkan namun lebih kita utamakan sembako, terpal dan peralatan lainya,” tegas Anam

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan