Haul Gubernur Soerjo, Pemkab Magetan Gelar Sarasehan Dialog KesenianReviewed by mearindoon.This Is Article AboutHaul Gubernur Soerjo, Pemkab Magetan Gelar Sarasehan Dialog KesenianJawa Timur – Magetan, Mearindo.com – Masih dalam rangkaian Hari Jadi ke – 77 Provinsi Jawa Timur, Pemkab Magetan menggelar acara Sarasehan Dialog Kesenian dengan tema “Magetan Rahim Indonesia”. Kegiatan tersebut dalam rangka Haul Gubernur Soerjo tahun 2022. Sarasehan yang di gelar di Ruang Jamuan Pendopo Surya Graha pada Sabtu (12/11/2022) ini menghadirkan dua nara […]
Haul Gubernur Soerjo, Pemkab Magetan Gelar Sarasehan Dialog Kesenian
Jawa Timur – Magetan, Mearindo.com – Masih dalam rangkaian Hari Jadi ke – 77 Provinsi Jawa Timur, Pemkab Magetan menggelar acara Sarasehan Dialog Kesenian dengan tema “Magetan Rahim Indonesia”. Kegiatan tersebut dalam rangka Haul Gubernur Soerjo tahun 2022.
Sarasehan yang di gelar di Ruang Jamuan Pendopo Surya Graha pada Sabtu (12/11/2022) ini menghadirkan dua nara sumber yakni Ari Sapto dan Joko Susanto serta sebagai moderator dari ahli waris keluarga Gubernur Soerjo di Magetan, Muries Subiyantoro.
Muries Subiyantoro, Keluarga Gubernur Soerjo mengatakan, kegiatan ini untuk mengupas tuntas tentang Gubernur pertama di Provinsi Jawa Timur dan menjadi Pahlawan Nasional, katanya.
“Kita sebagai masyarakat Magetan patut berbangga karena Kabupaten Magetan mempunyai pahlawan Nasional,” jelasnya
Menurut Ari Sapto, salah satu nara sumber acara tersebut mengatakan, ada satu hal yang tidak disentuh oleh sejarawan lain untuk memberikan gambaran tentang beliau,
“Perjuangan Gubernur Soerjo pada tahun 1945 – 1948, beliau menjabat Gubernur Jawa Timur dengan masa jabatan yang sangat singkat. Perlu kita pahami, sebagai gubernur pertama dalam konteks revolusi, karena revolusi ini sesuatu yang kacau/gejolak karena struktur pemerintahan belum tertata dengan rapi,” ujarnya
Disini peran kepemimpinan Gubernur Soerjo merumuskan sebagai model untuk mengendalikan Provinsi Jawa Timur. Model kepemimpinan yang dikembangan beliau ditengah kekacauan dan diyakini oleh elit – elit yang lain sebagai perjuangan, jelasnya
“Intinya beliau memakai kepemimpinan dengan menggunakan model kebudayaan yang ada dengan gaya mataraman/ religius. Beliau menginplementasikan lokal jenius sebuah kemampuan pengaruh dari luar yang disesuiakan situasi dan kondisi yang ada,” tutupnya.
Sementara itu, nara sumber ke dua, Joko Susanto menyampaikan, sebelum menduduki posisi Gubernur Jawa Timur, Soerjo pernah menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Magetan pada tahun 1938 hingga 1943.
“Untuk pertama kali, Soerjo yang saat itu menjabat sebagai Residen Bojonegoro ditunjuk sebagai Gubernur Jawa Timur yang pertama. Beliau harus berpindah-pindah karena telah menjadi polisi pamong praja. Setelah jadi pamong praja, Gubernur Soerjo telah memberikan kontribusi untuk bangsa dengan perlebar dan mengaspal jalan antara Sarangan-Magetan,” jelasnya
Pelantikan sebagai Gubernur dilakukan pada 5 September 1945. Hingga 11 Oktober 1945, ia harus menyelesaikan tugas-tugas di Bojonegoro. Kemudian pada 12 Oktober 1945 diboyong ke Surabaya, Jawa Timur, terangnya
“Gubernur Suryo meninggal karena dibunuh pada 10 September 1948. Kemudian dimakamkan di Magetan. Untuk mengenang jasa Gubernur Soerjo, di bangun monumen untuk mengenang jasa-jasanya di Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Pemerintah pun menyematkan Gubernur Soerjo sebagai pahlawan nasional pembela kemerdekaan yang tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 pada 17 November 1964,” tutupnya. (G.Tik)
No Responses