Tangkal Radikalisme, Bakesbangpol Magetan Gelar Dialog Interaktif Dengan Jurnalis
Jawatimur – Magetan – Mearindo – Radikalisme terus menyebar, mengancam dan berbuah terorisme. Kalau kita tidak ingin hancur, semua harus melawan. Peran media pun sangat strategis, budaya menjadi pondasi, karena kita beragam, dan bhineka. Upaya penyeragaman melalui gerakan radikal menghancurkan budaya bangsa yang plural.
Hal tersebut disampaikan Bupati Magetan yang diwakili Kepala Bakesbangpol Magetan, Drs. Chanif Tri Wahyudi, M.Si dalam acara “Dialog Interaktif Peranan Jurnalis Dalam Menangkal Radikalisme” yang bertempat di Magetan Park, Rabu (24/11/2021) dengan menghadirkan narasumber H. Riyadh rosyadi (Komisi A DPRD Prov Jatim) dan Fachiansyah (mantan jurnaslis KBR 68H).
“Peran pers sangat penting untuk ikut melakukan upaya deradikalisasi dan mengurangi radikalisme dan terorisme. Pers diharapkan mampu membangun kesadaran dan kemampuan masyarakat disegala lapisan untuk menyadari bahaya radikalisme dan terorisme sehingga tidak semakin berkembang.” ungkap Chanif
Pemberitaan, tulisan, atau opini di media perlu diarahkan untuk menjaga pola pikir masyarakat agar tidak terpengaruh doktrin radikalisme dan terorisme. tandasnya
Chanif menambahkan, “kalangan kelompok radikal atau teroris juga dapat memanfaatkan media untuk melakukan propaganda. Oleh karena itu media atau pers harus berhati hati dalam memberitakan terorisme.” pungkasnya
Sementara itu, Narasumber dari anggota DPRD Jawatimur, H. Riyadh Rosyadi menyapaikan, radikalisme adalah suatu kelompok yang akan menghancurkan negara dengan cara kekerasan, dan sasaran nya adalah masyarakat miskin yang rendah SDM nya yang berpotensi mudah di masuki pemahaman dan doktrin radikalisme dan terorisme.
“Kita harus mengingatkan kepada masyarakat untuk bahaya radikalisme ini, jangan sampai mereka terbawa oleh arus yang salah, karena itu semua bisa membahayakan ideologi negara dan dapat menghancurkan NKRI.” tandasnya
Radikalisme sifatnya clandestin karena gerakannya bawah tanah tidak diketahui, maka kita harus mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan semua komponen masyarakat dalam upaya kontra radikalisasi.
Penyebaran paham radikal tidak hanya ditujukan kepada masyarakat biasa, lembaga negara maupun keluarganya oleh karena itu pengetahuan tentang bahaya paham radikal mutlak sangat dibutuhkan sehingga dapat menjadi penangkal bagi diri sendiri maupun keluarga.
Di akhir penyampaianya, Riyadh Rosyadi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mencegah masuknya radikalisme dan terorisme. “Mari kita bersama sama untuk mencegah masuknya radikalisme dan terorisme, perlu di perkuat wawasan kebangsaan dengan berpedoman pada Pancasila dan UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, serta memelihara hubungan dan kerukunan sesama manusia di lingkungannya. tutupnya
Dikesempatan yang sama, Fachriansah (Mantan Jurnalis KBR 68H) mengatakan, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film dan radio.
“Terkait dengan interaktif peran jurnalis dalam menangkal radikalisme diharapkan pers mampu membangun kesadaran dan kemampuan masyarakat disegala lapisan untuk menyadari bahaya radikalisme dan terorisme.”
Fachriansah menambahkan, “agar publik tidak di propaganda oleh radikalisme, media atau pers harus berhati hati dalam memberitakan terorisme.” pungkasnya
Dandun Widya Kusuma, S.STP, MM (Kabid WASNAS Kesbangpol Magetan) menambahkan, di Magetan ini banyak eks Napiter yang mana untuk keberadaanya ada yang tinggal di luar Magetan dan ada yang tinggal di Magetan yang mana saat ini menjadi pemantauan kita bersama.
“Terkait upaya pencegahan tindak terorisme, pemerintah dengan menggandeng instansi dari Kemenag, Kemenkumham, MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah melakukan silahturahmi dan merangkul kembali eks napi teroris.” tutupnya (G.Tik)
No Responses