Miris, 2 Warga Magetan Kembali Gantung Diri
Jatim – Magetan – Mearindo – Baru beberapa hari kasus bunuh diri terjadi di Kecamatan Kawedanan, hari ini Rabu (9/6/2021) kembali terjadi kasus yang sama. Dua warga mengakiri hidupnya dengan cara yang tak wajar. Tercatat selama 6 bulan ini, sudah 12 kali kasus orang bunuh diri.
Kasus pertama kembali terjadi di Kecamatan Parang. Suwarno (56th) warga di lingkungan Ngepeh Kelurahan/Kecamatan Parang ditemukan tewas gantung diri dengan seutas tali di dapur rumahnya.
Kapolsek Parang AKP Suyono menyampaikan, korban ditemukan tewas gantung diri pertama kali oleh Saimin yang pada saat itu akan pergi buang air kecil di belakang rumah.
“Saat itu saksi melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia gantung diri di blandar kandang ayam dengan menggunakan tali senar berwarna biru. Kemudian saksi memberitahukan kepada pamong desa dan melaporkan kejadian tersebut kepada kami,” katanya.
Dalam olah TKP Inafis dan pemeriksaan medis Puskesmas setempat, korban meninggal dunia murni akibat gantung diri, tidak ditemukan unsur lain yang mengarah kepada pembunuhan maupun kriminal lainnya.
Keluarga korban meminta agar tidak dilakukan pemeriksaan dalam terhadap korban. Pihak keluarga pun menerima kejadian tersebut serta tidak menuntut secara hukum.
“Korban memiliki riwayat sakit asam lambung yang tak kunjung sembuh dan sering mengeluh kepada saksi serta sering berobat ke Puskesmas Parang. Keterangan saudara korban juga sempat berobat kemana mana namun tidak kunjung sembuh,” papar Kapolsek.
Terkait tingginya kasus bunuh diri di wilayah hukum Parang, Kapolsek berjanji akan berkoordinasi dengan seluruh sektor. Karena kasus seperti ini bukan hanya tanggung jawab Polisi saja tetapi tanggung jawab bersama.
“Pemda Magetan melalui Dinsos dan Dinkes, pihak Kecamatan, pihak Desa hingga RT/RW, tokoh masyarakat dan tokoh agama,” pungkasnya.
Kasus kedua terjadi di Kecamatan Kawedanan. Angga Setyawan (17th) warga Dusun Suci Desa Giripurno Kecamatan Kawedanan ditemukan tergantung di blandar rumah dengan tali kain melilit di leher.
Menurut Kapolsek Kawedanan, AKP Suyatni, berdasar keterangan saksi, sekitar pukul 06.00 WIB korban berada di rumah dan sedang memperbaiki televisi. Kemudian sekitar pukul 06.30 WIB, Ibu korban pamit kepada korban untuk mencuci baju di sungai.
“Kurang lebih dua jam mencuci baju. Ibunya pulang dan mendapati korban sudah tergantung di kuda-kuda rumah belakang dengan tali kain melilit lehernya,” ungkap Kapolsek
Mengetahui hal tersebut ibu korban meminta tolong. Teriakan ibu korban di dengar oleh Slamet yang kebetulan sedang menggarap sawah di dekat rumah korban.
Pukul 09.00 WIB, Slamet dibantu Eko Wahyono menurunkan korban yang tergantung di blandar rumah bagian belakang bermaksud untuk menyelamatkan nyawa korban. Namun nahas, korban sudah meninggal dan tak terselamatkan.
“Keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada pamong desa dan meneruskan kepada kami,” jelasnya.
Dari hasil visum luar oleh unit identifikasi polres Magetan dibantu tim kesehatan Puskesmas Tladan tidak diketemukan tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan pada tubuh korban, identik dengan korban gantung diri. Pada leher korban terdapat bekas jeratan tali yang digunakan gantung diri.
Dari hasil pemeriksaan, keterangan saksi dan orang tua, motif sementara remaja 17 tahun nekat akhiri hidup akibat alami depresi.
“Korban sempat meminta untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun orang tua yang hanya berprofesi sebagai buruh tani menolaknya karena tidak memiliki biaya,” ungkap Kapolsek.
Atas kejadian tersebut pihak keluarga menerima atas meninggalnya anaknya dan tidak akan menuntut siapapun.
“Selanjutnya jenazah kita serahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak,” pungkas Suyatni.
Hingga kini terpantau belum ada upaya khusus dari Pemerintah Magetan dalam pencegahan dan pengurangan dampak sosial dan kesehatan yang selalu menjadi pemicu bunuh diri tersebut. (G.Tik)
No Responses