banner 728x90

Vidio Fakta Korban Gempa Memanggil. Sebagian Wilayah Lombo Krisis Bantuan

Sejumlah wilayah di Pulau Lombok masih merasakan krisis bantuan seperti di Desa Pagak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur

Lombok – NTB
Mearindo, Sudah empat pekan pasca terjadinya bencana gempabumi yang mengguncang wilayah pulau Lombok dan Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018 serta ratusan gempa susulan mengakibatkan jumlah korban jiwa maupun materiil yang tidak sedikit. Hingga sampai saat ini Senin, 3 September 2018 krisis bantuan masih dirasakan sejumlah wilayah yang terkena dampak gempa seperti halnya dialami warga Dusun Kurbian, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, NTB. (3/9/2018)

Keluhan warga tersebut disampaikan HERMAN ketua RT. 04 Dusun Kurbian, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur melalui wawancara vidio live oleh relawan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) berdurasi 4.55 menit.

“Beginilah kondisi kami dan warga kami hanya tinggal reruntuhan bangunan dan rumah – rumah gedeg (bambu) yang tersisa, kami membutuhkan beras, terpal dan apa saja untuk kami”, ratap HERMAN Ketua RT 4 Kurdian, Padak Guar sambil menunjukkan kondisi reruntuhan bangunan disekitarnya.

HERMAN menambahkan, kondisi saat ini (3/9/2018) warganya setempat tinggal di pengungsian darurat yang terbuat dari tenda terpal dengan rata rata satu tenda dihuni 3 sampai 4 anggota kepala keluarga. HERMAN berharap adanya bantuan masuk melalui relawan agar dapat dibagikan pada warga sekitar untuk bertahan hidup mengingat kejadian bencana gempa bumi dirasakan meninggalkan rasa trauma mendalam pada warga lombok.

Untuk donatur/ relawan yang bermaksud membantu warga Dusun Kurdian, Padak Guar dapat menjalin komunukasi dengan HERMAN (Ketua RT 4) melalui nomor telpon : 0819-1799-4672 atau 0878-5051-7642 atas nama HERMAN.

Sementara itu status Darurat Bencana telah dicabut sejak tanggal 26 Agustus 2018 melalui Surat Keputusan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat dan diganti Pemulihan Dan Perbaikan Darurat Akibat Bencana Alam. Status perbaikan tersebut ditetapkan selama kurun waktu enam bulan terhitung sejak 26 Agustus 2018 sampai dengab 26 Februari 2019 mendatang.

Sedangkan Status Transisi Darurat Ke Pemulihan Dan Perbaikan Darurat Akibat Bencana Alam Gempa di Pulau Lombok dan Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 6 (enam) bulan terhitung sejak 26 Agustus 2018 sampai dengan 26 Februari 2019 tersebut secara resmi diumumkan berdasarkan Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 360 656 Tahun 2018 tentang Penetapan Status Transisi Darurat Ke Pemulihan Dan Perbaikan Darurat Akibat Bencana Alam Gempabumi Di Pulau Lombok Dan Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Gubernur NTB TGB Zainul Majdi menyatakan bahwa dalam rangka mengantisipasi dampak bencana yang lebih meluas, perlu dilakukan upaya-upaya penanganan keadaan darurat terkait dengan situasi saat ini sehingga mampu menghilangkan atau meminimalisir dampak bencana, untuk itu perlu segera ditempuh penanganan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu sesuai standar dan prosedur penanganan pada masa Transisi Darurat ke Pemulihan. (26/8/18)

“Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2018.” kata Gubernur NTB TGB Zainul Majdi sebagaimana dalam keputusan itu.

Tentang Relawan TIDAR – ER & BAMPRAN
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan rilis BNPB terkait  bencana gempa bumi di pulau Lombok dan Sumbawa telah mengakibatkan lebih 555 orang meninggal yang tersebar di Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 9 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 2 orang.

Sedangkan samai akhir bulan Agustus 2018, data yang berhasil dihimpun oleh BNPB menginformasikan terdapat 390.529 orang masih mengungsi akibat gempa Lombok. Pengungsi tersebar di Kabupaten Lombok Utara 134.235 orang, Lombok Barat 116.453 orang, Lombok Timur 104.060 orang, Lombok Tengah 13.887 orang, dan Kota Mataram 18.894 orang. Pengungsi masih memerlukan bantuan logistik.

Kerusakan Rumah
71.962 unit rumah rusak dengan rincian:
32.016 rusak berat,
3.173 rusak sedang,
36.773 rusak ringan.

Ditambah kerusakan akibat gempa susulan :
97 unit rusak berat
35 unit rusak ringan

Kerusakan Sekolahan
671 unit fasilitas pendidikan rusak dengan rincian:
124 PAUD
341 SD + 6 SLB
95 SMP,
55 SMA + 50 SMK

Kerusakan Sarana Kesehatan
52 unit dengan rincian1
1 Rumah Sakit
11 puskesmas
35 puskesmas
4 polindes,
1 Gedung farmasi)

Kerusakan Tempat Ibadah
128 unit fasilitas peribadatan dengan rincian :
115 masjid
10 pura,
3 pelinggih

20 unit perkantoran, 6 unit jembatan, dan jalan-jalan rusak dan ambles akibat gempa. Sampai saat ini pengungsi masih memerlukan bantuan mengingat belum semua distribusi bantuan lancer dan merata. Selain itu, diperkirakan mereka masih cukup lama akan berada di pengungsian sambil menunggu perbaikan rumah. (Lana/ BMH/PG. NTB)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan