banner 728x90

Gerakan Nilai “EMERGENCY RESPONSE” Tak Berbentuk Namun Berwujud

Viralnya kabar berita di media sosial memuat kegiatan kemanusiaan yang dilakukan sejumlah aktifis dan relawan dengan menamakan diri EMERGENCY RESPONSE sebagaimana tertera pada kostum yang dipakainya itu menuai banyak pendapat dan persepsi yang beragam.

Kegiatan kemanusiaan seperti dokumentasi yang diunggah dan dibagikan di medsos baik Facebook, Watshaap, Insgram, Twiter dan berbagai situs online lainya itu memuat kegiatan kemanusiaan seperti penyaluran bantuan logistik dan relawan ke Pacitan pasca bencana banjir serta tanah longsor beberapa waktu lalu, penyaluran bantuan kemanusiaan untuk sejumlah masyarakat tidak mampu, perbaikan rumah tak layak huni untuk warga tidak mampu, pengawalan pendampingan pasien miskin untuk mendapatkan pelayanan maksimal, donor darah bersama warga masyarakat serta berbagai kegiatan sosial kemanusiaan tersebut banyak yang mencoba menebak dan memvonis menghakimi secara berbeda.

Diantara persepsi yang muncul ditengah masyarakat akibat hanya penilai diambil dari kejauhan dan tidak terlibat secara langsung. Atau bisa dikatakan seorang menghakimi sesuatu hanya didasarkan pada apa yang dilihat dan didengar dari pihak lain, atau juga seseorang yang terbiasa menilai sesuatu berdasarkan kebiasaan yang penilai lakukan sehari-hari dan terbatas pada informasi data yang sesungguhnya.

Seperti halnya ada yang menyebut EMERGENCY RESPONSE atau yang dikenal sebutan E R itu sebagai bentuk organisasi, ada yang menyebutnya wadah gerakan politik, ada pula yang menghakimi E R mencari simpatik masyarakat, dab berbagai persepsi baik yang negatif maupun positif dari masyarakat.

*Emergency Response Menurut Bahasa*
Secara bahasa, Emergency Response diambil dari bahasa Inggris yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah “Tanggap Darurat”. Nah dari subtansi makna bahasa yang digunakan untuk menamai komunitas kemanusiaanya, mereka menggunakan bentuk kata yang menerangkan sebuah kondisi atau keadaan “emergency” yakni gawat/ genting/ bahaya dan sebuah ajakan untuk siapapun dapat memberikan “response” atau sikap tanggap yang dibuktikan dengan perbuatan.

*Makna Tersirat*
Emergency Response hanyalah sebatas pesan moral yang secara mandiri tidak terikat dan terhalang halangi aturan prosedur bla bla bla untuk sebuah kemanusiaan. Sehingga kegiatan kemanusiaan relawan Emergency Response tidak bergantung pada bantuan dan pagar aturan pemerintah, sebab pada dasarnya tidak ada satupun produk hukum yang menghalang-halangi seseorang untuk berbuat kebaikan.

Emergency Response, mengandung pesan ajakan dan panggilan kepada siapapun untuk melepaskan status kemanusiaan baik jabatan, politik, status sosial seseorang apabila ditemukan situasi dan kondisi tidak baik di lingkungan maupun Manusia lain yang diperlukan adanya tindakan untuk menjadikanya lebih baik dari sebelumnya.

*Kenapa harus Emergency Response?*
jawabnya tidak juga harus, Sebab mereka (relawan ER) tidak dimarjinalkan dengan aturan dalam sebuah wadah organisasi, kepartaian maupun aliran kepercayaan. Maka saya sampaikan bagi yang cinta bahasa jawa juga bisa membuat gerakan penyadaran ini seperti “WONG TANGGAP DARURAT” kan enak tinggal bilang Wong – TD atau kata apa saja. Yang penting masyarakat jangan mudah terjebak pada persoalan kata dengan tidak bisa memaknainya yang benar.

*Visi Misi Kata Emergency Response*
Sebuah gambaran dalam setiap kegiatanya, relawan Emergency Response memiliki visi dan misi yakni:

“Mengembalikan gotong toyong sebagai tatanan nilai luhur bangsa dalam membangun peradaban kebudayaan yang diajarkan sesuai agama dan norma budaya”

*Semboyan*
Relawan Emergency Response yang didalam jiwanya mengakar nilai persamaan hak hidup dan hak layak tanpa membedakan status sosial sebagaimana amanah Undang undang Dasar 1945 maka mereka tidak canggung dan sungkan lagi untuk terlibat berbuat sebisanya memberikan manfaat pada yang membutuhkan tanpa dibatasi perbedaan politik, perbedaan agama, perbedaan jabatan, perbedaan suku serta perbedaan perbedaan yang hanya dibuat manusia itu sendiri.

*Kami tidak akan ada diantara ribuan atau jutaan orang di panggung hiburan maupun politik. Namun kami akan masuk disela – sela orang susah dan orang sakit*

*Siapa Relawan Emergency Response? *
Emergency Response pada dasarnya ada diberbagai penjuru belahan dunia, hanya keterbatasan mata kita saja yang menganggap Emergency Response hanya ada dibeberapa daerah saja.

Komunitas ini tidaklah berbentuk, namun terbukti dan ada wujud dari hasil tindakanya. Dan diantara mereka yang secara sadar baik sendiri maupun bersama – sama berbuat untuk membantu menolong yang lemah, secara material maupun moral, mengorbankan tenaga maupun waktu untuk mengangkat keadaan sesamanya maka itulah makna dari relawan ER.

Relawan ER tidak terhalangi oleh perbedaan apapun, sebab yang menghalangi adalah hatinya sendiri. Sehingga keberadaan relawan ER adalah dari berbagai unsur masyarakat yang ketika sedang melakukan kegiatan kemanusiaanya mereka menanggalkan baju perbedaan itu sendiri.

Untuk kegiatan kemanusiaan maka dapat dilakukan secara mandiri maupun bersinergi dengan wadah kelembagaan maupun institusi lain yang memiliki maksud dan tujuan yang sama.

*Kedudukan Emergency*
Kata Emergency Response dapat dilekatkan dengan organisasi/ komunitas/ wadah/ partai/ agama/ kelompok apa saja.

Contoh:
Apabila ada sebuah nama Desa Ngunut yang membentuk relawan tanggap darurat maka juga bisa memberikan nama “Ngunut Emergency Response” yang maknanya Relawan tanggap darurat dari desa Ngunut.

Contoh:
Sebuah lembaga pendidikan MAWAR yang membentuk relawan tanggap darurat maka juga bisa memberikan nama “Mawar Emergency Response” yang maknanya Relawan tanggap darurat dari lembaga pendidikan Mawar, dan sebagainya.

Ataupun dapat menggunakan kata “Tanggap Darurat/ Siaga Bencana dan kata ajakan kepedulian sosial lainya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengedepankan sikap *apa yang bisa saya perbuat untuk orang lain* dan tidak mengedepankan kebiasaan merusak pikiran kita dengan kegemaran membicarakan *apa yang dikerjakan mereka untuk orang lain*, ketika tatanan nilai nilai kemanusiaan menjadi sama maka kita akan lebih mudah tergerak hati tidak sekedar tersentuh hati apabila melihat kemiskinan.

“Emergency Response” dalam perspektif Tak Berbentuk Namun Berwujud, oleh Syifaul Anam, S.PdI selaku Pimpinan Umum Media Mearindo,
Ketua Ormas Orang Indonesia Bersatu dan Barisan Masyarakat Peduli Rakyat Miskin (BAMPRAM)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan