banner 728x90

DESA PETUNGREJO GELAR WAYANG KULIT BERBAHASA INDONESIA KILAS BALIK SEJARAH

Petungrejo adalah sebuah nama desa di wilayah Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.

a.Asal Usul Desa Petungrejo.

Desa Petungrejo menurut sejarah yang umum secara turun temurun oleh nenek Moyang, bahawa Desa Petungrejo dibabat / dibuka oleh seorang bernama Ki Ageng Sebayi dimana makam beliau berada di makam umum Sentono yang berada didukuh Petung.

Ki Ageng Sebayi adalah anak buah Ki Ageng Mageti yang berasal dari Desa Petung Pacitan. beliau ikut babat / membuka berdirinya Kabupaten Magetan.

Setelah membabat / membuka Kabupaten Magetan beliau berjalan kearah timur dan berhenti / Istirahat di daerah yang Rindang, yang sejuk penuh dengan pohon – pohon bambu. Beliau Ki Ageng Sebayi membabat pohon – pohon bambu tersebut.

Dengan perjalanan waktu kewaktu banyak pengunjung yang datang, maka dengan kesepakatan Ki Ageng Sebayi dengan teman – temannya daerah yang dibabat tersebut diberi nama  PETUNGREJO, nama  tersebut diambil dari asal beliau dari Desa Petung yang berada di Pacitan.

Dalam perjalanan waktu  Petungrejo banyak dikunjungi orang yang bermacam macam kesenangan, budaya dan kebiasaannya.

Di wilayah selatan, banyak masyarakat yang jualan jenang dodol, sehingga wilayah tersebut dinamai Padukuhan DODOL.

Di wilayah tenggah banyak masyarakat yang kesenangannya marok sehingga dinamai Padukuhan WARUK.

Di utara banyak masyarakat yang senang bebotohan ngabotohan,sehingga dinamai Padukuhan BOTOH. Sampai setelah sepeninggal Ki Ageng Sebayi, maka muncul pemimpin pemimpin wilayah.

Saat itu ada dua pemimpin yag masing masing memimpin dua padukuhan. Padukuhan Botoh jadi satu dengan Padukuhan PETUNG.

Sedangkan PadukuhanWaruk jadi satu dengan Padukuhan Dodol, dan akhirnya timbul dua Kademangan.

Padukuhan Botoh- Petung dipimpin (belum diketahui),.setelah meninggal beliau digantikan Ki Kromodjoyo,setelah itu digantikan Ki Palang.

Padukuhan Waruk –Dodol dipimpin Ki Demang Tarunokromo,setelah itu digantikan Ki Martodiwiryo.

Dengan perjalanan waktu dan masyarakt semakin ramai,rmaju, timbul gagasan menyatukan wilayah , karena  rasa demokrasi sudah tertanam dimasyarakat,  maka pada tahun 1920 lahir kesepakatan bersama terjadilah kasutan / penyatuan kembali dua daerah untuk menjadi satu Daerah / Desa.

Untuk menunjuk seorang pemimpin / Kepala Desa dan pada tahun itu juga diadakan pemilihan Kepala Desa. Dalam pemilihan Kepala Desa tersebut ada dua calon, dari dukuh Dodol  satu Calon atas nama  MARNI (MARTOSUWIRYO)dan dari dukuh Waruk satu calon atas nama DONOREDJO.

Sedangkan dari Botoh  dan Petung tidak ada yang mencalonkan. Setelah diadakan pemilihan calon dengan sistem TOK TOK GLATOK yang terpilih adalah MARNI (MARTOSUWIRYO) dari Dukuh Dodol, dan DONOREDJO sebagai Carik Desa.

Dalam kepemimpinan MARNI (MARTOSUWIRYO) Desa Petungrejo semakin maju baik dibidang pertanian maupun dibidang pendidikan, tidak mengherankan bahwa Desa Petungrejo pada saat itu dikenal maju dalam Pertanian dan maju dalam Pedidikan, sehingga banyak yang menjadi Pegawai terutama Guru.

b.Sejarah Pemerintahan Desa Petungrejo

Nama-nama Kepala Desa Petungrejo yang mengukir pemerintahan desa adalah sebagai berikut :

1. KI AGENG SEBAYI : Cikal Bakal Kang Babat

2. KI AGENG PALANG : Demang Petung Botoh

3. Belum diketahui : Demang Petung Botoh

4. KROMODJOYO  : Demang Petung Botoh

5. TARUNOKROMO : Demang Dodol Waruk

6. MARTODIWIRYO : Demang Dodol Waruk

Setelah Demokrasi masuk dan tertanam di masyarakat,terjadi kasutan/penyatuan 4 wilayah:

1. MARNI (MARTOSUWIRYO) :  1920-1963

2. AHMAD DIMYATI :  1963-1977

3. ADI PRIYONO :  1977-1983

4. KARMINTO :  1983-1993

5. SUPRAYUDA :  1993-2007

6. NY.ADRI PORIANINGTYAS :  2007-2013

7. ARIF MUCHTAR WAHYUDI :  2013 s/d sekarang.

Naskah sejarah Desa Petungrejo ini disusun untuk menemukan waktu berdirinya Desa tersebut baik pengakuan oleh masyarakat adat maupun pemerintah kala itu. Dan penelurusan sejarah Desa Petungrejo secara mendalam ditandani dengan diselenggarakanya Doa Bersama untuk leluhur dan Pagelaran seni wayang kulit dalam rangka 98 tahun Desa Petungrejo, 24 Februari 2018 bersama media mearindo

Tim pencari data SUDAR selaku Sekretaris desa Petungrejo (Redaksi)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan