banner 728x90

Dituding Tutup Mata. Kades Keras Kulon Tak Pedulikan Rumah Reyot Warganya

Mengeluhkan Pemdes Keras Kulon yang tak pedulikan nasib warganya, anggota PSHT dan warga Gambyak, Keras Kulon, Ngawi, Jawa Timur swadaya rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH). Minggu, 24 Sep 2017

Mearindo – Ngawi – Jawa Timur.
Miris, nasib yang dialami Suprayitno (umur 28 tahun) warga miskin Rt.02 Rw. 06 Desa Keras Kulon, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Pasalnya bertahun – tahun menempati bangunan rumah reyot dan rawan roboh itu juga dikeluhkan warga tak dapat perhatian dari Pemerintah Desa Keras Kulon.

Suprayitno yang dipanggil Koyit itu hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal sejak puluhan tahun lalu. Pria yang yang bekerja srabutan dan menunggu uluran bantuan tetangganya itu mengatakan tidak punya biaya untuk merehab rumah peninggalan orang tua yang sudah lapuk dan mau roboh.

Melihat keadaan itu, puluhan warga lingkunganya sudah berinisiatif mengajukan bantuan ke Pemerintah Desa Keras Kulon, namun bertahun – tahun permohonan mereka tidak ada tanggapan dan tidak ada perhatian ke warga miskin itu. Puncaknya, Minggu 24 September 2017 puluhan warga Dusun Gambyak dan anggota perguruan pencak silat itu beramai – ramai iuran swadaya dan membongkar rumah Koyit.

Menurut Samin salah satu tokoh masyarakat kepada mearindo mengatakan pihaknya dan warga lainya sudah berkali kali mengajukan bantuan ke Pemerintah Desanya namun tidak digubris.

“Heran mas dengan kepala Desa Keras Kulon tidak mau peduli soal warganya yang jelas jelas tidak mampu.” Ujar Samin

Sementara itu Pur (Pria 39 tahun) salah satu anggota PSHT Sub Rayon Gambyak, menjelaskan bahwa pembongkaran dan rehan rumah tetangganya ini karena sudah prihatin dan was – was melihat kondisi bangunan rumah yang dikhawatirkan roboh bila musim hujan tiba. Akhirnya ada kesepakatan dari lingkungan untuk swadaya dan iuran khas PSHT Gambyak.

“Kami prihatin rumah saudara kami rawan roboh. Karena tidak mampu maka kami swadaya dari khas PSHT Sub Rayon Gambyak dengan lingkungan. Pihak Pemerintah Desa tidak membantu dan ini hasil iuran lingkungan juga masih sangat kurang.” Keluh Pur

Ditempat lain, Jariatun,SE selaku Kepala Desa Keras Kulon melalui  Lestari Sekretaris Desanya ketika dikonfirmasi mearindo melalui pesan singkat Whatsaap tentang kepedulian Pemdes Keras Kulon tidak mampu memberikan jawaban hingga berita ini diterbitkan.

Ditempat lain, Sifaul Anam, Ketua Ormas Orang Indonesia Bersatu sangat menyesalkan sikap Kepala Desa yang dikeluhkan warga Dusun Gambyak menurutnya, kalau benar yang dikeluhkan masyarakat itu, tidak seharusnya sebagai pimpinan tidak mau mengupayakan bantuan untuk rehab RTLH warganya.

“Kalau warganya mengusulkan permohonan bantuan dan itu kondisinya riil untuk warga miskin, tentunya kalau lurah tidak tutup mata, mestinya bisa mencarikan solusi dari Dana Desa sebatas tidak melanggar peraturan baik Kementerian Desa maupun Menteri Keuangan. Semua perlu dibaca lagi priortas kegunaan Dana Desa yang yang sudah diperjuangkan.” Ujar Anam (Lana)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan