banner 728x90

Krisis Air Landa Wilayah Jawa Timur

Mearindo Ngawi – Jelang datangnya musim kemarau
membuat was-was jajaran SKPD di Jawa Timur khususnya Kabupaten Ngawi. Pasalnya data dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi mencatat ada 39 desa
di 19 kecamatan setiap musim kemarau datang selalu didera permasalahan rawan
air bersih. Dengan demikian untuk mengantisipasi
kelangkaan air bersih tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit.

Eko Heru Tjahjono Kepala BPBD Kabupaten Ngawi memaparkan
pihaknya perlu digelontorkan dana tambahan sekitar Rp 350 juta untuk menunjang
operasional suplay air bersih dikawasan rawan kekeringan. “Yang jelas untuk
memperlancar operasional kita pada saat terjadi kekeringan nanti diperlukan
dana sejumlah itu,” terang Eko Heru Tjahjono, Jum’at (28/6).

Namun demikian lanjut Heru, dana yang diajukan ke Pemkab
Ngawi ini bisa saja membengkak lagi apabila kawasan kekeringan makin meluas.
Sehingga pihaknya menginginkan dana yang tersedia nanti cukup untuk memenuhi
kebutuhan air bersih bagi warga.


“Dari pengalaman tahun lalu memang daerah Ngawi ini ada
beberapa titik yang bener-bener memerlukan kesigapan kita akan air bersih,”
kupasnya. Dia menyebut dari luasan wilayah yang sering dilanda kekeringan ada 2
(dua) tingkatan.
Untuk kategori I merupakan
daerah/kecamatan rawan kekeringan disetiap tahunya seperti Pitu, Bringin,
Karngjati, Kedunggalar, Karanganyar dan Widodaren. Sedangkan kategori II masuk
di beberapa kecamatan dengan ancaman kekeringan lebih rendah antara lain Ngawi
Kota, Gerih dan Geneng Ngawi.
Kemudian wilayah
kekeringan sendiri tidak menutup kemungkinan bakal terjadi di kategori I dan II
namun ada tempat yang cukup berpotensi rawan air bersih sehingga diperlukan
tingkat kewaspadaan bersama. Selain itu tegas Heru,
untuk menindaklanjuti adanya kekeringan BPBD akan menyiagakan tim reaksi cepat
yang tugasnya memantau daerah yang sekiranya diperlukan tindakan darurat.

Tim ini nantinya akan melakukan pengiriman air bersih
secepatnya secara tepat waktu sesuai keakurasian data yang masuk. “Misalkan ada
informasi kekeringan dan itu perlu adanya suplay air maka secepatnya akan kita
kirim ke wilayah tersebut,” pungkas Eko Heru Tjahjono.  (Lw)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan