banner 728x90

Membuat Kenyang Satu Orang Lapar, Lebih Baik Dari Membangun Seribu Masjid. Inilah Biografi Lengkap Syeikh Abdul Qadir Jailani

Membuat Kenyang Satu Orang Lapar, Lebih Baik Dari Membangun Seribu Masjid. Inilah Biografi Lengkap Syeikh Abdul Qadir Jailani

Mearindo.com – Sakral Santri Kalong

Tidak seperti pada umumnya, suatu kali Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani memberikan khutbah paling pendek. Beliau naik mimbar dan berkata:

“Satu suap kau masukkan dalam perut orang yang lapar lebih baik dari membangun seribu Masjid jami’.

Dan lebih baik dari memberi kiswah Ka’bah dengan kain sutera.

Dan lebih baik dari orang yang qiyamul lail dan ruku’.

Dan lebih baik dari berjihad melawan kekafiran dengan pedang yang terhunus.

Dan lebih baik dari berpuasa sepanjang tahun di waktu panas.

Jika tepung itu masuk ke dalam perut orang yang lapar, maka ia mempunyai cahaya seperti cahaya matahari yang terang benderang.

Sungguh beruntung bagi orang yang memberi makan orang yang lapar.”

Begitulah bunyi khutbah beliau. Pendek, tapi mengenai. Semoga bermanfaat.

Sumber : Kalam Al Habib Al Imam Muhammad Bin Abdullah Al Aydrus (Mufti Surat, India) KITAB :Idhoh Asrori Ulumil Muqorrobin.

Biografi Syeikh Abdul Qadir Jailani

1. RIWAYAT HIDUP DAN KELUARGA
1.1. Lahir
Sayid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di Naif, Jailani Irak pada tanggal 1 bulan Romadhon, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi.

1.2. Riwayat Keluarga
Beliau baru menikah pada usia 51 tahun. Kendati demikian beliau dikaruniai banyak keturunan, yaitu 20 putera dan 20 puteri dari empat orang istri.

1.3. Nasab
Nasab dari Ayah
Sayyid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani ayahnya bernama : Abu Sholeh Janki Dausat, putra Abdullah, putra Yahya az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra Musa at-Tsani, putra Musa al-Jun, putra Abdulloh al-Mahdi, putra Hasan al-Mutsanna, cucu Nabi Muhammad saw. putra Sayyidina ‘Ali Karromallohu Wajhahu.

Nasab dari Ibu
Sayyid Abdul Qodir Jaelani ibunya bernama : Ummul Khoer Ummatul Jabbar Fathimah putra Sayyid Muhammad putra Abdulloh asSumi’i, putra Abi Jamaluddin as-Sayyid Muhammad, putra al-Iman Sayid Mahmud bin Thohir, putra al-Imam Abi Atho, putra sayid Abdulloh al-Imam Sayid Kamaludin Isa, putra Imam Abi Alaudin Muhammad al-Jawad, putra Ali Rido Imam Abi Musa al-Qodim, putra Ja’far Shodiq, putra Imam Muhammad al-Baqir, putra Imam Zaenal Abidin, putra Abi Abdillah al-Husain, putra Ali bin Abi Tholib Karromallohu wajhah.

1.4. Wafat
Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi, pada usia 91 tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak.

2. SANAD ILMU DAN PENDIDIKAN BELIAU
2.1. Masa Menuntut Ilmu
Syeikh Abdul Qadir Jailani dalam usia 18 tahun beliau sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali. Di Baghdad beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra’ dan juga Abu Sa’ad al Muharrimiseim. Beliau menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.

2.2. Guru-Guru Beliau
Syeikh Abdul Qadir Jailani menimba ilmu hadits dan meriwayatkan dari:

  • Abu Ghalib Muhammad Ibn al-Hasan al-Baqillani
  • Abu Bakar Ahmad Ibn al-Muzhaffar
  • Abu ar-Rahim Ali Ibn Ahmad Ibn Bayan
  • Abu Muhammad Ja’far Ibn Ahmad al-Sarraj
  • Abu Saad Muhammad Ibn Abd al-Malik Ibn Hasyisy
  • Al-Hafizh Abu al-Ghana’im Muhammad Ibn Ali al-Tursi
  • Abd al-Qadir Ibn Muhammad Ibn Abu Yusuf
  • Abu utsman lsma’il Ibn Millahlan Abu al-Barakat Hibat Allah ibn Muhammad,
  • Abu al-Husain Abd al-Haqq Ibn Abd al-Khaliq ibn yusuf
  • Abu al-‘Izz Muhammad Ibn Abu Bakar
  • Syeikh Abdul Qadir Jailani belajar fikih dari:
  • Al Qadli Abu sa’id al-Mubarak Ibn Ali al-Makhzumi,
  • ‘Ali Abu al Khaththab al Kalwazani,
  • Abu al-Wafa Ali Ibn ‘Uqail, serta
  • Abu al-Hasan Ibn al Fara’.

Ilmu adab (etika spiritual) diperoleh Syeikh Abdul Qadir Jailani dari:

  • syekh Abu Zakariyya al Tabrizi,
  • Syekh Ahmad al-Dabbas al-Zahid dan dibimbing suluk olehnya,
  • Syekh Yusuf Ibn Ayyub al-Zahid ketika masuk Baghdad di masa-masa akhir hayatnya,
  • Taj al- ‘Arifin Abu al-Wafa.

2.3. Mengasuh Madrasah
Dengan kemampuan itu, Abu Sa’ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jilani. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat beliau. Banyak pula orang yang bersimpati kepada Syeikh Abdul Qadir Jailani, lalu datang menimba ilmu di sekolah beliau hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

3. PENERUS BELIAU
3.1. Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau menjadi ulama adalah:

  1. Syeikh Abdul-Wahab
  2. Syeikh Abdul-Razzaq
  3. Syeikh Abdul-Aziz
  4. Syeikh Isa
  5. Syeikh Musa
  6. Syeikh Yahya
  7. Sheikh Abdullah
  8. Syeikh Muhammed
  9. Syeikh Ibrahim.

3.2. Murid-murid Beliau
Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti:
Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam

Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih terkenal al Mughni.
As-Suhrawardi

4. KARYA
Karya-karya beliau dibukukan adalah:
Tafsir Al Jilani
al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
Futuhul Ghaib.
Al-Fath ar-Rabbani
Jala’ al-Khawathir
Sirr al-Asrar
Asror Al Asror
Malfuzhat
Khamsata “Asyara Maktuban
Ar Rasael
Ad Diwaan
Sholawat wal Aurod
Yawaqitul Hikam
Jalaa al khotir
Amrul muhkam
Usul as Sabaa
Mukhtasar ulumuddin

5.UNTAIAN NASEHAT

Berikut nasehat-nasehat beliau:

  1. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.
  2. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.
  3. Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu.
  4. Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu.
  5. Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya.
  6. Dunia boleh saja ditanganmu atau berada disakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya didalam hati. Engkau boleh menyimpannya diluar pintu (hati), tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu.
  7. Wahai hamba Allah, yang disebut kerja keras itu bukan terletak pada kekesatan pakaianmu dan makananmu, kerja keras adalah terletak pada sikap zuhud hatimu.
  8. Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan.
  9. Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang.
  10. Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya.
  11. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.
  12. Jika dunia dan akhirat datang melayanmu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti “buah fikiran”.
  13. Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya.
  14. Penyesalan: perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tingkah lakumu akan menjadi baik.
  15. Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang di butuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya.
  16. Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehinya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki.
  17. Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.
  18. Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap.
  19. Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.
  20. Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki.
  21. Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui.
  22. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.
  23. Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masing². Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.

6.REFERENSI
“Riwayat Hidup Para Wali dan Shalihin”
Penerbit: Cahaya Ilmu Publishe

Dengan mengenal kehidupan orang orang sholeh semoga Allah menambahkan rahmat pada kita semua. Aamiin

Oleh : Syifaul Anam
Santri Kalong – Gubug Angkring Al Ghoniyyah

banner 468x60

One Response

  1. Author

    mearindo03/12/2022 at 8:06 pmReply

    Barokalloh

Tinggalkan Balasan