banner 728x90

Jangan Goyah Dakwah Sampaikan Kebenaran

Syifa’ul Anam, S. PdI (Gubug Angkring Al Ghoniyyah – Ketua Ormas Orang Indonesia Bersatu

Istiqomah Dan Teguh Dijalan Dakwah

Dakwah adalah jalan para nabi dan rasul Allah SWT. Tak ada seorang nabi dan rasul pun diutus oleh Allah SWT kecuali untuk berdakwah; menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia.

Para nabi dan para rasul adalah orang-orang mulia. Mereka adalah manusia-manusia pilihan Allah SWT. Demikian pula tugas dakwah yang mereka emban. Sama-sama mulia. Begitu mulianya, tidak ada yang lebih baik daripada aktivitas dakwah. Allah SWT tegas berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

_Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang-orang yang menyeru (manusia) ke jalan Allah, beramal shalih dan berkata, “Sungguh aku ini termasuk kaum Muslim.”_ (TQS Fushilat [41]: 33).

Namun demikian, sebagai bagian dari sunatullah, jalan dakwah bukanlah jalan yang mulus. Jalan dakwah adalah jalan terjal, penuh onak dan duri. Jalan yang kadang mengundang bahaya. Karena itu tak sedikit yang berguguran di jalan dakwah. Namun, tidak demikian dengan para nabi dan para rasul. Tak ada satu nabi dan rasul pun kecuali mereka tetap istiqamah dan teguh di jalan dakwah. Salah satu contohnya adalah Nabi Nuh as. Beliau mendakwahi umatnya selama 950 tahun! (Lihat: QS al-Ankabut [29]: 14). Yang luar biasa, beliau mendakwahi umatnya siang dan malam! Namun begitu, sebagaimana kita ketahui, orang-orang yang berhasil beliau dakwahi tidak banyak. Para pengikut beliau sangatlah sedikit. Banyak yang tak peduli dan lari. Banyak pula yang menentang dakwah beliau (Lihat: QS Nuh [71]: 5-7).

Demikian pula Nabi Ibrahim as. dalam mendakwahi kaumnya. Tantangan dakwah beliau sangat berat. Bahkan beliau harus berhadapan dengan penguasa bengis, Raja Namrud. Akibat dakwah beliau, beliau harus rela dibakar dengan nyala api yang sangat besar yang mengepung beliau (Lihat: QS al-Anbiya’ [21]: 66-69). Tantangan dakwah juga dialami oleh Nabi Luth as., Nabi Musa as., dan para nabi/rasul yang lain.

Hal yang sama tentu juga dialami oleh Baginda Rasulullah saw. dan para Sahabat beliau. Hanya karena dakwah, Rasulullah saw., misalnya, pernah dipukul sampai pingsan (HR Muslim); dilempar dengan batu, dilempari saat melewati Pasar Dzul Majaz oleh Abu Lahab (HR Ibnu Hibban); dilempari dengan kotoran unta saat sedang sujud oleh Uqbah bin Abi Mu’ith (HR al-Bukhari); hendak diinjak lehernya oleh Abu Jahal saat beliau sedang shalat; diejek dan di-_bully_ saat beliau berdakwah ke Thaif (HR Ibnu Hisyam); dicaci-maki bahkan diludahi (HR ath-Thabari); dituding gila, tukang sihir, pemecah-belah, dll.

Hal yang sama dialami oleh para Sahabat beliau. Ragam penyiksaan, misalnya, dialami antara lain oleh suami-istri, yaitu Yasir dan Sumayah, serta putranya, Ammar. Ada juga Sahabat yang diikat, seperti dialami oleh Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail dan ibunya (HR al-Bukhari). Ada yang ditekan oleh Ibunya, seperti dialami oleh Saad bin Abi Waqash (HR Ibnu Hibban). Ada yang dijemur di bawah terik matahari, seperti dialami Bilal bin Rabbah (HR al-Hakim). Ada yang dilarang tampil dan menyerukan dakwah secara terbuka, seperti dialami oleh Abu Bakar (HR al-Bukhari).

Rasulullah saw. dan para Sahabat juga pernah diboikot selama 3 tahun. Mereka tinggal di suatu lembah. Selama pemboikotan, banyak dari mereka yang kelaparan, terutama anak-anak (HR Ibnu Saad dan adz-Dzahabi). Beliau dan para Sahabat pun dihalang-halangi untuk berhijrah. Namun, semua itu tidak sedikit pun membuat mereka mundur dan surut dari jalan dakwah.(YudhiBS)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan