banner 728x90

Dinilai Gagal. Ormas OI Bersatu Minta Ketua KPU Mundur

Mearindo.com – Polemik kegaduhan diberbagai wilayah Indonesia terhadap hasil hitung Komisi Pemilihan Umum, dimana banyak dimunculkan temuan masyarakat kemedia sosial berisi kesalahan hitung suara Pilpres oleh KPU yang ditampilkan di Web resmi KPU, kini Ormas Orang Indonesia Bersatu menuntut
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman agar mundur dari jabatannya.

Sikap ormas OI Bersatu itu disampaikan oleh Sifaul Anam, S.PdI selalu Ketua, menurutnya KPU adalah satu-satunya lembaga yang menjadi titik akhir tumpuan masyarakat dimana saat ini dihadapkan pada kebingungan menyikapi hasil perolehan suara Pilpres dari Quick Count dan Real Count. Disisi lain banyak ditemukan viral di masyarakat unggahan vidio berisi membongkar kejanggalan KPU dalam merilis data perolehan suara Pilpres.

Tertangkap Warga Di Digital Printing, Sopir Boks KPU Kabur

“Saat ini demokrasi benar – benar buruk, baik tingkat kecurangan yang masif tersebar dan kami menduga ada permainan busuk oleh orang didalam KPU sendiri. Banyak ditemukan kejanggalan mulai dari kertas suara 4 Ton di Tribun Timur, kemudian mobil Boks KPU membawa kardus suara dan sopirnya lari. Beberapa vidio masyarakat itu sudah kita unggah dan diteruskan ke pengaduan publik. Alangkah baiknya Ketua KPU Mundur karena dianggap tidak becus” tegas Anam.

Vidio Temuan 4 Ton Kertas Suara Di Gudang Tribun Timur

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman melalui jumpa pers mengakui adanya kesalahan memasukan atau input jumlah suara pilpres ke dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU.

Kesalahan itu dikatakannya akibat faktor kesalahan manusia atau human error. Penyebabnya, penyelenggara pemilu di tingkat daerah kelelahan setelah bekerja melebihi waktu yang wajar.

“KPU kabupaten/kota itu sejak dimulai, sudah bekerja over time, mungkin petugas entry ini yang kita memang minta kalau bisa dalam waktu 1×24 jam selesai, kerja ngebut. Jadi tentu kita ada kelelahan,” ujar Arief di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2019)

Temuan Kotak Suara Mampir Mampir Sebelum Dibawa Ke Kecamatan

Arief juga mengatakan masyarakat dapat secara aktif memantau penghitungan suara berdasarkan formulir C1 (data hasil penghitungan suara di TPS) yang sudah diunggah dalam Situng. Formulir itu nantinya ditampilkan dalam format hasilscanning dan berita acara untuk memudahkan masyarakat memahami.

“Kalau ada yang menduga kami lakukan kecurangan, masa kami publikasikan. Jadi saya tegaskan, tidak ada niat untuk curang. Kalau terjadi kesalahan input, murni kesalahan human error, Apalagi KPU selalu diawasi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
“Kalau orangnya yang salah nanti saya serahkan kepada DKPP kalau misalkan ada unsur yang memang dia sengaja berbuat salah,” tutur Arief

Pendapat Arief itu menurut Ketua Ormas OI Bersatu sangat lucu, pasalnya yang banyak diunggah masyarakat tentang Sistem Hitung di Web KPU adalah kesalahan yang banyak merugikan suara paslon nomor 2. Kalau human eror kenapa selalu yang salah adalah merugikan suara Prabowo Sandi.

Vidio Temuan Suara Prabowo Hilang 100 di Satu TPS

“Kalau kesalahan hitung terjadi pada dua calon ini bisa dimaklumi. Namun yang bikin heran ini kesalahan alami atau disengaja? Sebab publik menampilkan kesalahan yang terjadi diberbagai TPS itu adalah kesalahan yang merugikan capres Prabowo”, tanya Anam.

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan