banner 728x90

PERSADA BELUD SUKOWIDI Serahkan Bantuan Untuk Bencana Yang Mematikan 2.256 Jiwa dan Lahirkan Ribuan Pengungsi Palu Darurat Terpal

PERSADA BELUD SUKOWIDI bersama perangkat Desa Sukowidi saat Penyerahkan Bantuan Untuk Bencana didampingi Relawan Kemanusiaan TIDAR ERME (22/10/2018)

Mearindo.com – Bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda 4 daerah di Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong yang terdampak langsung oleh bencana. Dampak bencana hingga Minggu (21/10/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat 2.256 orang meninggal dunia. Sebarannya di Kota Palu 1.703 orang meninggal dunia, Donggala 171 orang, Sigi 366 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu 1 orang. Semua korban sudah dimakamkan. Sebanyak 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka dan 223.751 orang mengungsi di 122 titik.

Bencana tersebut menimbulkan duka seluruh rakyat Indonesia dan menggugah kepedulian Nasional. Seperti halnya yang dirasakan masyarakat Magetan Propinsi Jawa Timur yang sejak terjadinya bencana masyarakat dengan sigap menggalan berbagai bantuan kemanusiaan dan kebencanaan salah satunya dari komunitas pemuda PERSADA BELUD Desa Sukowidi Kecamatan Kartoharjo, Kab. Magetan.

Puluhan remaja dan pemuda PERSADA BELUD Sukowidi sebelumnya mendirikan posko bantuan kebencanaan dibeberapa titik tersebar disekitar lingkup Sukowidi dengan tujuan memfasilitasi warga masyarakat sekitar yang hendak menyalurkan bantuan korban bencana. Diantara penggalangan bantuan yang berhasil dihimpun berupa beras, bahan pokok makanan, pakaian baru, alas kaki, mie instan dan berbagai barang lainya.
Tonton Vidio Aslinya

Sedangkan penyaluran bantuan tersebut dilakukan pelepasan dari Posko Bantuan Bencana Persada Sukowidi disalurkan melalui Posko Induk Relawan TIDAR ERMe (Tim Darutat – Emergency Response Mearindo) Kabupaten Magetan pada hari Selasa 22 Oktober 2018.

Tampak hadir dalam acara pelepasan bantuan masyarakat Sukowidi melalui Kartar Persada tersebut seluruh anggota Persada Belud Sukowidi beserta staf perangkat desa Pemdes Sukowidi dan tokoh masyarakat. Sekretaris Desa (Carik) Sukowidi saat ditampat mengatakan pihaknya bersama masyarakat menyatakan turut berduka atas musibah yang menimpa sejumlah wilayah Indonesia dan masyarakat Sukowidi turut ambil bagian dalam meringankan benban kebutuhan para korban.

“Kami tidak bisa berbuat apa apa selain berdoa semoga Allah SWT memudahkan segala urusan pemulihan pasca bencana ini. Dan masyarakat didesa kami berusaha membantu para korban bencana yang jumlahnya mencapai ratusan ribu pengungsi tersebut dengan menyalurkan bantuan yang dihimpun dari warga desa kami, semoga manfaat. ” Kata Carik Sukowidi

Ditempat yang sama Ketua Kartar PERSADA BELUD Agus saat penyerahan bantuan kepada Relawan Posko Induk TIDAR ERME menyampaikan kegiatan pendirian posko bantuan oleh wadah Persada Sukowidi tersebut salah satu adalah menumbuh kembangkan dan merawat rasa saling bahu membahu gotong royong pada seluruh gegerasi muda yang berada didalam wadah Persada Belud dan masyarakat demi cepat teratasinya pemulihan kondisi di Sulawesi Tengah.

“Posko Bantuan Korban Bencana oleh Persada Belud Sukowidi ini menjadi pengingat kita semua para generasi muda bahwa siapapun orangnya dan dimanapun tempatnya selama itu peran pemuda ini bisa bermanfaat dan tersalurkan maka kami bertanggung jawab untuk melakukan gerakan kegiatan kemanusiaan.” ujar Agus

Sementara itu Kordinator Relawan TIDAR ERME mengatakan pihaknya bersama seluruh relawan Tidar Erme sebelumnya juga menjadikan rumah rumah mereka sebagai posko dan kantong kantong kemanusiaan & kebencanaan. Namun untuk gerakan meringankan beban Palu Donggala ia mendirikan Posko Induk Penyaluran Barang Bantuan Kemanusiaan Dan Kebencanaan.

“Untuk Sulawesi Tengah ini relawan kami membuka Posko Induk penyaluran bantuan khusus barang dari masyarakat dan akan disalurkan pada akhir Oktober bertepatan tanggal Hari Sumpah Pemuda yang sudah kami ajuka untuk dilepas dan disalurkan oleh Pemkab Magetan melalui TNI AU di Lanud Iswahyudi” kata Jito

Banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat bencana. Kerusakan meliputi 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, perkantoran 78 unit, toko 362 unit, jalan 168 titik retak, jembatan 7 unit dan sebagainya. Data tersebut adalah data sementara, yang akan bertambah seiring pendataan yang terus dilakukan.

Sementara itu BNPB telah merilis Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan pendataan dan melakukan kaji cepat untuk menghitung dampak bencana. Hasil perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana berdasarkan data per 20/10/2018, mencapai lebih dari 13,82 trilyun rupiah. Diperkirakan dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini akan bertambah, mengingat data yang digunakan adalah data sementara.

Dari Rp 13,82 trilyun dampak ekonomi akibat bencana tersebut, kerugian mencapai Rp 1,99 trilyun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 trilyun. Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini meliputi 5 sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp 7,95 trilyun, sektor infrastruktur Rp 701,8 milyar, sektor ekonomi produktif Rp 1,66 trilyun, sektor sosial Rp 3,13 tilyun, dan lintas sektor mencapai Rp 378 milyar.

Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat. Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman disana. Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa. Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang.

Berdasarkan sebaran wilayah, maka kerugian dan kerusakan di Kota Palu mencapai Rp 7,63 trilyun, Kabupaten Sigi Rp 4,29 trilyun, Donggala Rp 1,61 trilyun dan Parigi Moutong mencapai Rp 393 milyar. Perhitungan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum dilakukan perhitungan.

“Diperkirakan untuk membangun kembali daerah terdampak bencana nantinya pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan anggaran lebih dari Rp 10 trilyun. Tentu ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun Pemerintah dan Pemda akan siap membangun kembali nantinya. Tentu membangun yang lebih baik dan aman sesuai prinsip build back better and safer.” Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Ditambahkan, Purnomo relawan TIDAR ERME dan kordinator Barisan Masyarakat Peduli Masyarakat Miskin mengatakan bahwa saat ini para pengungsi mengeluhkan bantuan terpal guna mendirikan rumah hunian sementara.. Hal ini disebabkan para korban bencana alam saat ini butuh mengembalikan psikologis dan mental dari trauma bencana sehingga mereka berharap bisa mendirikan rumah rumah terpal untuk privasi keluarga dan sebagainya.

Sutopo Purwo Nugroho

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

(Redaksi/Gesang)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan