PBS Magetan Peduli Korban Bencana Banjir Dan Tanah Longsor

Magetan
Mearindo. Terjadinya bencana alam banjir bandang di Kab.Garut dan longsor di
Sumedang Jawa Barat yang terjadi beberapa hari lalu Lebih dari 30 Orang Meninggal Dunia, Lebih dari 800 unit Rumah rusak
berat akibat hanyut, terendam banjir dan tertimbun tanah longsor, serta ratusan
orang luka berat maupun ringan. 26/09/2916

Sebuah kondisi yang harus
diperhatikan oleh seluruh komponen baik pemerintah maupun masyarakat secara
umum untuk berperan meringankan demi pemulihan kondisi baik insfrastruktur
maupun psikplogis kemanusiaan. Prihatin atas musibah besar tersebut menggugah
hati PBS (Pemuda Ber Sholawat) membuka Posko Penyaluran Bantuan Kemanusiaan Publik Korban Bencana Banjir Dan Tanah Longsor.

Menurut Ahyu Tri Yono, S.Sos selaku
koordinator dan salah satu pendiri PBS ini kepada media mengatakan bahwasanya
kegiatan kemanusiaan ini semata untuk menggugah kepedulian anggota PBS dan
masyarakat pada umumnya untuk tergerak hatinya bilamana ada saudara kita yang
terkena musibah.

 “Kegiatan ini untuk mengingatkan kami
sendiri agar selalu dekat dengan Sang Pencipta dan menggugah masyarakat untuk
peduli terhadap penderitaan sesama” Ujarnya.

Kegiatan penyaluran Bantuan Kemanusiaan
Publik Korban Bencana Banjir Dan Tanah Longsor oleh PBS ini bertempat di Markas
Pemuda Ber Sholawat yang berada di Jl. Ahmad Yani No.36 Desa Malang, Kecamatan
Maospati, Kabupaten Magetan dan direncanakan berlangsung selama sepekan sejak
tanggal 26 September 2016.

 Sementara itu Setyo Budi
Hari Yanto Panitia Kegiatan menuturkan bahwasanya banjir bandang dengan
ketinggian 1,5 – 2 meter yang menerjang wilayah Kecamatan Tarogong akibat
meluapnya aliran sungai Cimanuk yang terjadi beberapa hari lalu tepatnya 21
September 2016 telah menimbulkan korban yang tidak sedikit, sehingga keadaan
Garut layak dan sangat dibutuhkan status perhatian Nasional. “Ini bencana besar, maka masyarakat
secara umum tidak boleh hanya sekedar melihat dan berdoa tanpa melakukan yang
dapat meringankan beban korban”. Kata Hari

(Pras.Tom)