banner 728x90

GERAM KELAKUKAN ISRAEL, GUS IMAM PESANKAN UMMAT UNTUK BERGERAK

MAGETAN – Imbas eskalasi perang Palestina dan Israel, korban tewas di gaza sudah nyaris tembus angka 10 ribu, termasuk anak-anak, wanita dan lanjut usia (lansia). Sontak hal ini menggugah kalangan pesantren ikut meneriakkan pembelaan terhadap Palestina. Salah satunya Gus Imam Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Raden Patah Magetan. Dirinya mengaku geram terhadap kelakuan Israel yang dengan sengaja melancarkan agresi genosida kepada Palestina.

”Ini sudah kelewat batas, yang mati sembilan ribu lebih itu manusia, bukan hewan. Apa mau diterus teruskan yang seperti ini. Sebagai muslim kita harus beraksi nyata menghentikan aksi biadab israel melalui berbagai cara. Jangan diam saja, Ayo Bergerak,” ujar Gus Imam di tengah Kajian Umum Bela Palestina di Magetan (04/11/2023).

Sebagaimana diberitakan di berbagai media Korban tewas agresi militer Israel ke Jalur Gaza Palestina tembus 9.061 orang per Kamis (2/10) atau di hari ke-26 peperangan pecah. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan total 9 ribu lebih korban tewas itu termasuk 3.760 anak-anak, 2.326 perempuan dan sebanyak 32 ribu warga di wilayah itu terluka akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu.

Dalam Kajian tersebut Gus Imam menyebut ada sejumlah alasan mengapa bangsa Indonesia harus membela Palestina. Pertama, sebagai sebuah bangsa, Indonesia bisa merasakan rasanya dijajah, pahit dan sulitnya keadaan ketika dijajah. Karenanya, Konstitusi Indonesia yakni Pembukaan UUD 1945 telah tegas menyatakan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

“Sekarang, sudah tidak eranya lagi penjajahan. Ini adalah era globalisasi, era di mana sekat-sekat administrasi wilayah geografis tidak secara kaku membatasi kita. Sehingga saat ini, semangatnya adalah semangat untuk bersinergi dan bekerjasama bukan saling menghancurkan,” terang Gus Imam.
Alasan kedua, lanjut Gus Imam, Indonesia adalah bangsa religius. Dalam agama, ada penolakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia suatu bangsa oleh bangsa lain. “Semua agama jelas tidak membenarkan penjajahan,” imbuh Gus Imam.

Gus Imam menuturkan, bahwa tidak bisa dipungkiri Yerusalem adalah Kota 3 agama besar dunia (Yahudi, Nasrani dan Islam). Indonesia sebagai bangsa dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, dengan keberadaan Masjid Aqsa di Yerusalem, mempunyai keterikatan. “Masjid al-Aqsa adalah satu-satunya Masjid yang kedudukannya hampir sama dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Awal Islam, Masjid Aqsa (Baitul Maqdis) bahkan menjadi kiblat shalat lebih dari 10 tahun. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa sallam pun melakukan Mi’raj dari Yerusalem. Sangat wajar jika Indonesia yang mayoritas penduduknya Umat Islam mempunyai keterkaitan kuat dengan Yerusalem,” tandasnya.

Gus Imam mengingatkan, bahwa ummat perlu peka dalam memetakan konflik Israel dan Palestina agar punya keberpihakan pada yang tertindas. Ummat harus paham, bahwa jika menganggap Israel dan Palestina tengah berperang dalam kekuatan yang sama dalam perebutan wilayah, maka kita harus tahu siapa yang punya tanah dan siapa yang merebut. “Kita harus tahu siapa yang dengan kekuatan militernya menjajah dan siapa yang terjajah. Siapa yang diembargo dan siapa yang diisolasi. Siapa yang memerintah dengan rasialis, dan melanggengkan kebijakan politik apartheid-nya, siapa yang punya kekuatan negara-negara sekutu di belakangnya dan siapa yang selalu berjuang sendirian? Ketika semua itu sudah terjawab maka empati kita akan paham ditujukan kepada siapa pembelaan ini,” tukasnya.

Di akhir pembicaraan Gus Imam menyampaikan agar ummat memiliki keberpihakan dalam ekonomi dalam menghadapi agresi israel. “Wujud keberpihakan kita kepada Palestina dapat diwujudkan dengan membeli dan mengkonsumsi produk Indonesia. Belilah di warung dan toko milik tetangga. Jangan membeli produk yahudi Israel yang jelas sebagian keuntungannya mengalir untuk membiayai penjajahan terhadap palestina. Kita harus sadar jangan sampai di tengah teriakan kita membela palestina justru ternyata kita ikut berpartisapasi membelikan rudal dan peluru mereka untuk membantai warga palestina,” pungkasnya. (red)

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan