banner 728x90

200 Angklung Meriahkan GREBEG PRING URIP Ringinagung Bersama PEKATIK

Magetan, Jawa Timur
Mearindo, Memasuki hari kedua, Sabtu 08 September 2018 perhelatan festival bambu (PRING) yang digelar di Lapangan Desa Ringinagung, Kecamatan/ Kabupaten Magetan dimeriahkan permorm 200 alat musik Angklung sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu.

Pertunjukan permainan alat musik angkung secara kolosal tersebut dipandu oleh Gus ABED salah satu personil Ki Ganjur yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya pada Jumat, 7 September 2018 Perhelatan pentas seni kebudayaan bertajuk “Grebeg Pring Urip” yang digelar selama tujuh hari yang seluruh ornamenya bernuansa kayu dari pohon bambu atau dalam bahasa jawa disebut PRING tersebut mendapatkan Rekor Indonesia dari Original Recor Indonesia (ORI) dengan kategori Menyusun Caping Terbanyak Dengan Bentuk Gunungan Terbesar Di Indonesia. Adapun caping (topi terbuat dari bambu) yang memecahkan Rekor Indonesia itu sejumlah 1440 biji dengan bentuk gunungan tida dimensi setinggi 7.5 meter dan diameter terbesar selama ini.

Penganugerahan piagam rekor Indonesia oleh ORI tersebut diberikan kepada Kepala Desa Ringinagung, Karang Taruna Ringinagung, PEKATIK, Bank Sampah Sapu Jagat dan diserahkan Presiden Original Recor Indonesia melalui pengurus yang berpusat di Bandung Jawa Barat. Hadir dalam penganugerahan piagam tersebut Sekda Kab Magetan Drs. Bambang Trianto, MM didampingi jajaran Muspida serta Sartono selaku DPR RI Komisi VI dari Dapil VII dari partai Demokrat.

Yully Bagus Krisnawan selaku Kepala Desa Ringingagung, kepada media saat ditengah tengah pementasan perform musik angklung dengan peserta dadakan dan dipandu langsung GUS ABED tersebut memberikan apresiasi penghargaan kepada seluruh warga Ringinagung yang kompak dalam penyelenggaraan pagelaran kebudayaan ini. Yully Bagus Krisnawan juga mengucapkan terima kasih kepada komunitas PEKATIK serta pihak – pihak yang mempelopori sekaligus membantu baik material maupun spirit demi terselenggaranya festival Grebeg Pring Urip 2018 ini.

Yully Bagus Krisnawan yang juga menerima penghargaan Rekor Indonesia dari ORI dalam kategori “Menyusun Caping Terbanyak Dengan Bentuk Gunungan Terbesar Di Indonesia” itu mengatakan kegiatan seperti ini merupakan yang kali pertama diadakan di desanya dan dirinya berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutinan untuk menjadi sebuah destinasi wisata untuk mengangkat Ringinagung lebih dikenal sebagai Pusat Kerajinan Bambu di Magetan Jawa Timur.

“Dengan festival Kebudayaan Grebeg Pring Urip 2018 di desa kami ini tentu kami berharap dapat dikembangkan menjadi rutinitas yang kami harapkan menjadi salah satu Destinasi Wisata, sebab desa kami banyak menghasilkan kerajinan rumah tangga yang terbuat dari bambu/ Pring. Acara ini akan menjadi permulaan yang tentunya sebagai penyemangat seluruh warga kami untuk lebih bangga terhadap produktifitasnya dan akan melahirkan inovasi baru kedepan”, harap Yully Bagus Krisnawan

“Semua kita konsep dari bahan bambu dengan atap DADUK (daun tebu yang kering) untuk mengangkat filosofi Pring yang mengajarkan kita memupuk kembali sejarah guyub rukun andab asor yang kini kian menghilang”, ucap Harjuno PEKATIK.

“Meskipun akarnya kuat, bambu tidak tumbuh sendiri melainkan bersanding dengan bambu-bambu lainnya. Hal itu membuat bambu tidak mudah roboh. Oleh karena itu manusia juga pada hakekatnya diciptakan untuk bersosial dan saling memberikan manfaat bagi yang lain, ” Harjuno

“Dari segi pertumbuhan mencapai ketinggian, bambu memiliki karakter tumbuh Ruas per Ruas, dan menjadi pengajaran bagi manusia bahwa untuk mencapai manusia yang unggul dan sukses harus melalui ikhtar atau usaha secara bertahap”. Harjuno

Selama sepekan pagelaran Grebeg Pring Urip dijadwalkan diisi sejumlah pementasan berbagai jenis tarian tradisional, pertunjukan Angklung, Jemparingan, Reggae, Mocopatan, Reog, Ketoprak Campursari dan Wayang Kulit. (Poer)

banner 468x60

No Responses

Comments are closed.